Kisah Perawat Paruh Waktu Hasilkan Uang dari Daur Ulang Furnitur Bekas

Furnitur daur ulang karya perawat paruh waktu ini dijual hingga Rp9,7 juta per item.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Okt 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi furnitur. (dok. pexels/ATBO)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Anna Coleborn, seorang perawat paruh waktu dan ibu dua anak dari Birmingham, Inggris yang mempelajari trik-trik mendaur ulang sejumlah furnitur. Karena itu, melansir The Sun, Sabtu, 9 Oktober 2021, perempuan 29 tahun ini sekarang menghasilkan ratusan pound sterling di waktu luangnya.

Ia mulai mengerjakan proyek daur ulang ini pada 2020 saat cuti hamil setelah melahirkan putri keduanya. Coleborn mengubah furnitur bekas, memberinya kehidupan baru, dan menjualnya seharga hingga 500 pound sterling (Rp9,7 juta) per item.

Coleborn mulai mendaur ulang furnitur di malam hari, di samping pekerjaannya sebagai perawat. Ia kemudian mendirikan bisnis daur ulang perabotnya, Anna's Art House, pada Oktober 2020.

Ia dijelaskan menggunakan cat kapur untuk memberikan potongan desain yang unik dalam proses tersebut. "Ketika pertama kali memulai, saya hanya menghabiskan 10--15 pound sterling (Rp194 ribu--Rp291 ribu) untuk (membeli) barang-barang dan menjualnya kembali seharga sekitar 135 pound sterling (Rp2,6 juta)," katanya.

"Tapi, seiring berkembangnya pengetahuan dan bisnis saya, saya mulai berbelanja barang-barang berkualitas lebih tinggi dan mendapat untung lebih banyak setelah mendaur ulangnya," imbuh Coleborn.

Sekarang, sebagian besar furnitur bekas yang dibelinya berharga antara 20--50 pound sterling (Rp388 ribu--Rp970 ribu). Tergantung potongannya, furnitur yang sudah dipulas ulang itu kemudian dijual lagi seharga 200--500 pound sterling (Rp3,9 juta--Rp9,7 juta).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dari Toko Loak

Ilustrasi furnitur. (dok. pexels/Pixabay)

Coleborn mengaku benar-benar beruntung, karena ada toko loak di dekat rumahnya, di mana orang-orang menyumbangkan furnitur yang tidak lagi mereka inginkan. "Barang-barang itu seharusnya dibuang ke TPA, dan di sinilah saya mendapatkan sebagian besar barang jualan saya," katanya.

"Jika saya berjuang menemukan (barang) apa yang saya butuhkan, saya kadang-kadang menggunakan pasar Facebook untuk menemukannya, tapi dapat sedikit meleset karena tidak bisa memeriksa langsung,"Coleborn bercerita.

"Saat saya bekerja dari rumah, saya memiliki overhead yang terbatas, tapi saya menghabiskan sekitar 25 pound sterling (Rp485 ribu) per potong untuk bahan. Mulai dari merancang, menyiapkan, hingga mengecat setiap bagian funitur, Coleborn menyebut proses itu membutuhkan waktu dua minggu.

"Saya menggunakan Etsy untuk menjual sebagian besar karya saya karena saya mendapatkan lebih banyak eksposur dari situs, tapi karena biaya, Anda biasanya kehilangan 15 persen dari keuntungan, sehingga memiliki situs web sendiri telah membantu menjaga lebih banyak keuntungan saya," tuturnya.


Memulai Bisnis Daur Ulang Furnitur?

Ilustrasi furnitur. (dok. pexels/Max Vakhtbovych)

Jika Anda ingin terjun ke dunia upcycling, tapi tidak yakin bagaimana memulainya, Coleborn membagikan sarannya. Ia berkata, "Jika seseorang ingin memulai mendaur ulang furnitur, lakukan saja!"

"Ini jauh lebih murah dan lebih baik untuk lingkungan daripada membeli (perabot) yang baru, dan Anda dapat menyesuaikannya dengan rumah Anda," imbuhnya.

“Saya juga akan mengatakan, cobalah untuk tidak khawatir membuatnya terlihat terlalu sempurna. Ketika saya pertama kali memulai bisnis saya, saya akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyempurnakannya, tapi saya pikir, barang-barang lama terlihat paling baik ketika mereka agak kasar dan penuh pesona!” ucap Coleborn

Kiat teratas Anna untuk mendaur ulang furnitur adalah kunjungi toko loak di dekat Anda, atau jika kesulitan, gunakan situs-situs penjualan untuk menemukannya. Juga, berinvestasi dalam material barang yang berkualitas tinggi.


Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya