GANTARI The Final Journey to Java, Perpaduan Apik Pergelaran Fesyen dan Pertunjukan Budaya

Koleksi ready-to-wear dalam pergelaran fesyen LAKON Indonesia ini merupakan hasil kerja sama dengan perajin dan artisan selama lebih dari dua tahun.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Okt 2021, 07:50 WIB
GANTARI The Final Journey to Java persembahan LAKON Indonesia dan Festival Food and Fashion (JF3). (dok. tangkapan layar YouTube/LAKON Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "GANTARI The Final Journey to Java," LAKON Indonesia mengekspansi koleksi tahun lalu mereka, PakaianKoe. Masih dengan semangat membawa perajin tekstil Indonesia naik kelas, dalam pergelaran kali ini, pihaknya menggandeng Jakarta Food and Fashion Festival (JF3), serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Founder LAKON Indonesia Thresia Mareta menyebut bahwa kali ini mereka menceritakan "perjalanan lebih panjang" lini mode tersebut mengambil bagian dalam membingkai kultur dan tradisi. "Ini juga tentang mempertahankan prinsip-prinsip dasar yang sudah diwariskan secara turun-temurun," katanya dalam live show, Sabtu, 9 Oktober 2021.

Sesuai namanya, koleksi ini akan memperlihatkan karya para perajin tradisional Jawa dalam bentuk kain batik, jumputan, dan lurik. Rangkaiannya merupakan hasil kerja sama mereka dengan perajin dan artisan selama lebih dari dua tahun.

"Selama waktu itu, kami tidak hanya mengarakan mereka (perajin tekstil), tapi juga mendorong untuk terlibat dalam pengalaman-pengalaman baru. Kami bertukar pengetahuan untuk sama-sama berkembang dan menghasilkan karya yang lebih sempurna dan matang," Thresia memaparkan.

Melalui koleksi ini, yang presentasinya merupakan gabungan pergeralan fesyen dan pertunjukan budaya, LAKON Indonesia mengajarkan bekerja secara profesional dan konsisten dalam berkarya pada para perajin tekstil. Melalui GANTARI, sambung Thresia, mereka bermaksud menghantarkan energi bahwa pandemi tidak melemahkan.

"Alih-alih, menyantukan kita untuk maju bersama, membuat perubahan yang menguatkan Indonesia secara berkelanjutan," katanya.

Sementara chairman JF3 Soegianto Nagaria menyebut, koleksi ini tidak semata merepresentasi kerja kreatif berbuah fesyen, namun juga upaya dan kerja keras dalam mendukung industri kreatif, termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) tekstil.

"Presentasinya juga disajikan dengan pertunjukan budaya, yang mengingatkan bahwa kita adalah bangsa yang kaya akan kultur yang mesti terus diwariskan pada generasi sekarang dan mendatang," ucap Soegianto.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gebrakan di Awal Presentasi

GANTARI The Final Journey to Java persembahan LAKON Indonesia dan Festival Food and Fashion (JF3). (dok. tangkapan layar YouTube/LAKON Indonesia)

Digarap Irsan sebagai direktur kreatif, pergelaran busana ini juga menggandeng Adi Purnomo, seorang arsitek yang bertanggung jawab mendesain keseluruhan venue. Itu diimplementasi dengan Candi Prambanan sebagai latar belakang runway, aksen bambu yang "sangat Indonesia," serta tata cahaya dramatis.

Tarian persembahan Didik Nini Thowok jadi gebrakan kuat di awal presentasi koleksi ready-to-wear tersebut. Sebagai pembuka, mereka menghadirkan potongan mode berupa bawahan asimetris dan kemeja kerah cuban bermotif dengan palet warna netral.

Face painting pada model menambah kesan berbeda dalam persembahan visualnya. Perlahan berganti, warna-warna vibrant mulai muncul di panggung, yang ditandai dengan atasan oranye dan loose pants biru sebagai permulaan. 

Makin variatif, tiba-tiba ada "ledakan warna" di runway, mulai dari kuning, shocking pink, sampai merah, semua hadir dalam potongan busana berbeda. Motif-motif wastra yang tadi disebutkan berpadu selaras dengan siluet busana kontemporer yang akrab dalam lini ready-to-wear. 


Ragam Desain Menarik

GANTARI The Final Journey to Java persembahan LAKON Indonesia dan Festival Food and Fashion (JF3). (dok. tangkapan layar YouTube/LAKON Indonesia)

Ragam aksen di runway pun jauh dari membosankan. Detail-detail seperti balloon sleeve, bahkan padu padan jaket baseball, semua dikemas tanpa meninggalkan kesan "berebut visual" dengan wastra tradisional dalam look-nya.

Warna-warna tenar seperti coral dan lilac juga muncul dalam kemeja bermotif dan celana panjang. Ada pula jumpsuit pria yang cukup mencuri perhatian, yang mana salah satunya dipadankan dengan reversible jacket. 

"Gaya tanpa wajah" ala Kim Kardashian di Met Gala awal bulan lalu juga ditampakkan dalam berbagai warna, bukan semata hitam seperti bos brand SKIMS tersebut. Itu seolah jadi pengganti face painting bagi beberapa model.

Kemunculan berbagai tas, mulai dari yang oversizedhand bag, sampai pouch pun kian melengkapi presentasi koleksi tersebut.


Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya