Rights Issue, Alkindo Naratama Tambah Kepemilikan Saham Anak Usaha

PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) mendapatkan restu pemegang saham untuk menambah modal melalui rights issue.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Okt 2021, 11:30 WIB
PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) memperoleh persetujuan untuk melakukan aksi Rights Issue dari pemegang saham yang diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). (Liputan6.com/HO/Aldo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO), emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia yang terintegrasi memperoleh persetujuan untuk menambah modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Perseroan mendapatkan persetujuan pemegang saham yang diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan yang digelar Jumat, 8 Oktober 2021.

Perseroan siap melepas sebanyak 216 juta saham atau setara 19,7 persen melalui mekanisme penawaran umum terbatas (PUT) II atau rights issue.

Presiden Direktur Alkindo Naratama, H. Sutanto menyatakan, dalam rangka menambah nilai perusahaan, Perseroan berencana untuk meningkatkan kepemilikan saham dalam entitas anak yaitu PT Swissfex Naratama lndonesia (Swisstex) dan PT Alfa Polimer lndonesia (API) masing-masing dari 51 persen menjadi 99 persen.

Perseroan membeli saham secara langsung dari pemegang saham lama dalam Swisstex dan APl, dengan mekanisme inbreng antara saham right issue dengan saham milik pemegang saham dalam Swisstex dan APl.

"Kami berharap aksi korporasi berupa rights issue ini dapat mendukung pertumbuhan bisnis Perseroan sehingga akan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perseroan dan dapat memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham,” ujar dia dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (10/10/2021).

Ia menambahkan, jika semua berjalan sesuai rencana, hasil aksi korporasi ini juga akan digunakan untuk menambah kepemilikan 48 persen saham anak usaha, yakni PT Swisstex Naratama Indonesia (Swisstex), sebanyak 705,12 juta saham.

Kemudian pembelian 48 persen saham PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA) atau sebanyak 587,52 juta saham dan sisanya dalam bentuk kas sekitar 12,2 persen untuk modal kerja Perseroan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penerbitan Waran

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam RUPSLB Perseroan juga telah menyetujui rencana penerbitan waran seri I maksimum 35 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang HMETD untuk melaksanakan haknya.

Namun, apabila pemegang tidak melaksanakan HMETD dan waran seri I, terdilusi sebesar sebesar 23,08 persen. Rencana rights issue dan penerbitan waran ini akan dilaksanakan oleh ALDO setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hingga semester I2021, kontribusi penjualan dari anak usaha PT Swisstex Naratama Indonesia (Swisstex) yang bergerak pada segmen kimia tekstil sebesar Rp111,2 miliar.

Sedangkan penjualan segmen Polimer dari anak usaha PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA) tercatat mengalami peningkatan terbesar sebesar 46,3 persen yoy atau mencapai Rp 111,9 miliar.

Ini salah satunya sehubungan dengan kenaikan permintaan produk-produk furnitur dan mabel di pasar dalam negeri dan luar negeri, terutama di Amerika Serikat


Gerak Saham ALDO

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Jumat, 8 Oktober 2021, saham ALDO ditutup stagnan di posisi Rp 735 per saham. Saham ALDO dibuka stagnan Rp 735.

Saham ALDO berada di level tertinggi Rp 750 dan terendah Rp 730 per saham. Total frekuensi perdagangan 712 kali dengan volume perdagangan 44.638. Nilai transaksi Rp 3,3 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya