Liputan6.com, Surabaya - Relawan sungai nusantara bersama puluhan pemuda dan mahasiswa mengumpulkan 10 karung lebih sampah plastik seberat 1 kwintal lebih yang menyangkut di pohon dan akar pohon di bantaran Kali Bulusari, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.
"Kegiatan clean up hari ini berhasil mengumpulkan 10 karung lebih sampah plastik seberat satu kwintal lebih dan mengidentivikasi 367 sachet kemasan, dari 28 dari perusahaan produsen terkenal dan home industri," ujar koordinator aksi operasi pohon plastik, Kholid Basyaiban, Minggu (10/10/2021).
Advertisement
Kholid mengaku, pihaknya ingin mengurangi sampah plastik di sungai karena sampah-sampah ini jika terkena matahari akan terpecah-pecah atau terfragmentasi menjadi bentuk yang sangat kecil atau disebut mikroplastik.
"Kemudian akan menganggu plankton yang merupakan sumber makanan ikan dan ekosistem sungai sekitar," ucapnya.
"Selain itu juga sampah plastik yang nyangkut di pohon dan akar pohon di bantaran sungai berpotensi membuat mati pohon serta tumbuhan di bantaran sungai," ujar Kholid.
Koordinator Operasi Plastik Relawan Sungai Nusantara Kholid Basyaidan sebelumnya juga menemukan sampah plastik seberat 500 kilogram yang terkumpul dari Kali Porong Sidoarjo, hasil dari kegiatan bersih-bersih selama sepekan.
"Jumlah itu belum semuanya karena masih banyak yang belum dibersihkan," ujar Kholid kepada wartawan di Surabaya, Senin (4/10/2021).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Plastik Mie Instan
Kholid mengungkapkan, sampah plastik yang tersangkut di pohon tepi Kali Porong Sidoarjo 85 persen merupakan jenis kresek tidak bermerek, sedangkan 15 persen sampah plastik bermerek .
Kholid mengatakan, jenis sampah lainnya yang banyak ditemui yaitu bungkus mi instan dan produk rumah tangga seperti bubuk pencuci pakaian.
Kholid menegaskan, Relawan Sungai Nusantara selama Oktober ini akan beroperasi membersihkan plastik di empat sungai.
"Operasi itu meliputi indentifikasi lokasi timbunan, kegiatan pembersihan, dan melakukan brand audit atau mengidentifikasi jenis brand yang paling banyak sampahnya ditemukan," ucapnya.
Advertisement