Liputan6.com, Jakarta Film at Lincoln Center baru-baru ini mempersembahkan penghargaan Chaplin tahunannya kepada pemenang Academy Award, Spike Lee.
Baca Juga
Advertisement
Karena pandemi, penghormatan itu ditunda dari tahun lalu dan baru diadakan pada bulan September kemarin di Alice Tully Hall Lincoln Center.
Dalam 40 tahun kariernya, Lee telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan selama pembuatan film dan televisi. Di antara film-film terbaiknya adalah BlacKkKlansman, yang memenangkannya di Grand Prix Festival Film Cannes 2018 dan Penghargaan Akademi pertamanya untuk skenario adaptasi terbaik, filmnya yang terbaru, yaitu Da 5 Bloods. Ada pula film pertama di awal kariernya, Joe's Bed-Stuy Barbershop: We Cut Heads, serta School Daze, Do the Right Thing, dan masih banyak lagi.
Lee dianugrahi kehormatan Oscar pada tahun 2015 untuk pencapaian seumur hidupnya, ia juga dinominasikan dalam kategori penyutradaraan dan produksi di film BlacKkKlansman.
Baru-baru ini, ia dinominasikan dalam Emmy di kategori penyutradaraan untuk Variety Special karyanya dalam American Utopia yang tayang di HBO.
Saat menerima Chaplin Award, ia sempat berbicara mengenai kenangan serta arti dukungan dari keluarganya pada masa awal kariernya sebagai seorang aktor.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengenang Keluarga
Berbicara dengan Darren Walker, presiden Ford Foundation, pada penghormatan itu, Lee mengenang tentang keluarganya.
Dia menceritakan tentang ibunya yang meninggal pada usia 41 tahun karena kanker paru-paru. Bagi Lee ibunya merupakan 'kekuatan', ibunya juga seorang cinephilia yang menyukai Sean Connery, dan membawa Lee untuk menonton film Goldfinger.
Di sisi lain, ia menceritakan tentang ayahnya, yang merupakan seorang bassis jazz, "Ia membenci film-film Hollywood." Namun, ayahnya kerap menuliskan skor film Hollywood yang dimainkan oleh anaknya sendiri.
Advertisement
Dukungan dari Sang Nenek
Neneknya, seorang mantan budak, ia hidup sampai usia 100 tahun, dan menjadi guru seni. Lee mengatakan Picasso merupakan salah satu artis favoritnya.
Lee menceritakan bahwa sang nenek menabung untuk pembayaran jaminan sosialnya untuk menanggung pendidikan Lee, dan menempatkannya di Tisch Scool dan Morehouse, di mana kakek dan ayahnya juga merupakan alumni dari tempat pendidikannya itu. Juga neneknya menyiapkan modal untuk film pertama Lee.
"Sangat istimewa mendapatkan banyak cinta dan dukungan dari keluarga," katanya.
Penulis : Azarine Natazia
Infografis Aktor Kemerdekaan Indonesia
Advertisement