Liputan6.com, Jakarta OJK memastikan terus memitigasi risiko siber atau cyber risk pada sektor jasa keuangan sebagai dampak dari transformasi digital yang pesat terjadi pada saat ini.
Ini ditegaskan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam acara OJK Virtual Innovation Day 2021 yang dihadiri Jokowi, Senin (11/10/2021).
Advertisement
"Terkait dengan digitalisasi di sektor keuangan, OJK akan proaktif mengambil kebijakan untuk memitigasi risiko yang muncul dari transformasi digital tersebut. Diantaranya yang menjadi fokus cyber risk," ujar dia.
Dia pun membocorkan sejumlah strategi regulator dalam menghadapi cyber risk atau risiko siber di sektor jasa keuangan.
Diantaranya dengan meningkatkan koordinasi bersama lembaga penegak hukum terkait untuk menjamin keamanan data pribadi konsumen.
"Risiko keamanan data pribadi dan risiko cybersecurity menjadi fokus utama OJK melalui koordinasi dengan seluruh penegak hukum, apabila terdapat penyalahgunaan atau praktik-praktik yang tidak sesuai aturan," ungkapnya.
Selain itu, OJK juga terus berupaya meningkatkan indeks inkusi keuangan dan literasi keuangan digital.
Hal ini untuk mengatasi tantangan kesenjangan pemahaman dan tingkat awareness masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan digital.
"Upaya nyata OJK dalam mengatasi kesenjangan tersebut, yakni melalui kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) menyusun buku Fintech dan membuat modul program literasi keuangan digital dengan topik Peer to Peer Lending, didukung oleh World Bank dan akan segera di-launching," ungkap dia.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indonesia Punya 2.100 Startup, 7 Unicorn dan 2 Decacorn
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menilai, industri teknologi digital di Indonesia punya masa depan yang cerah.
Dia menyebutkan, saat ini Indonesia sudah memiliki sekitar 2.100 perusahaan startup, yang beberapa diantaranya bahkan sudah merambah pasar Asia Tenggara.
"Hingga saat ini telah terdapat 2.100 startup di Indonesia, dimana sampai September 2021 terdapat 7 unicorn dan 2 decacorn yang telah merambah ke pasar Asean," kata Wimboh dalam pembukaan OJK Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10/2021).
Menurut dia, kehadiran teknologi di seluruh aspek tidak mempunyai batasan ruang dan waktu dalam memunculkan berbagai produk digital baru. Selain fintech, masyarakat kini disebutnya sudah bisa menikmati layanan agritech, edutech, sampai healthtech.
Dengan kondisi ini, Wimboh menilai, Indonesia akan terus melahirkan perusahaan startup baru dari berbagai bidang. Kemunculannya akan menjawab permintaan dari masyarakat yang kian tinggi.
"Dan akan muncul berbagai tech-tech lain dan angkanya luar biasa, perkembangannya luar biasa. Dan ini semua mempermudah kehidupan kita, mempermudah masyarakat untuk akses dengan cepat dan murah," imbuhnya.
Advertisement