Solar Kit Generasi Pertama, Solusi Hemat Biaya Listrik di Rumah

PT Surya Energi Indotama (SEI) melakukan inovasi yaitu dengan meluncurkan produk terbarunya, Solar Kit Generasi Pertama atau Solar Kit 1st Gen.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 30 Nov 2021, 13:23 WIB
PT Surya Energi Indotama (SEI) meluncurkan produk terbarunya, Solar Kit Generasi Pertama atau Solar Kit 1st Gen. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Bandung - Sebagai perusahaan yang telah lama bergerak di bidang energi terbarukan dan untuk menjawab tantangan dalam berkontribusi di bidang energi terbarukan, PT Surya Energi Indotama (SEI) melakukan inovasi yaitu dengan meluncurkan produk terbarunya, Solar Kit Generasi Pertama atau Solar Kit 1st Gen.

Solar kit ini merupakan PLTS On Grid atau terhubung dengan jaringan PLN, dengan sistem kerja memanfaatkan energi matahari yang diubah menjadi energi listrik, untuk digunakan pada siang hari. 

Direktur Utama PT SEI Bambang Iswanto menjelaskan, kombinasi antara panel surya, mikro inverter dan rangka hidrolik ini memudahkan konsumen menginstal panel surya secara mandiri. Serta menghasilkan lebih banyak energi dengan biaya yang lebih ekonomis. 

Panel surya yang digunakan adalah produksi PT Len Industri (Persero), yang merupakan induk perusahaan dari PT SEI. Sedangkan PT Len Industri adalah perusahaan BUMN berbasis teknologi yang bergerak di bidang teknologi pertahanan, transportasi kereta, energi baru terbarukan PLTS, serta ICT, dan navigasi.

"Produk ini menjadi solusi alternatif untuk menghemat biaya listrik di rumah. Keunggulan dari produk ini yaitu pemasangannya yang mudah, aman dipasang di manapun dan juga dapat dipindahkan sesuai kebutuhan," kata Bambang melalui keterangan tertulis, Senin (11/10/2021).

Produk ini juga sudah water resistant dengan Indeks Proteksi 65, memiliki rangka yang bisa diatur ketinggiannya untuk menghindari genangan air, dan memiliki sistem monitoring energi melalui smart adaptor yang disediakan.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, untuk satu unit produk Solar Kit Generasi Pertama, PT SEI menerapkan harga launching dari Rp6.999.999 menjadi Rp5.999.999. Harga periode launching ini berlaku mulai 10 Oktober 2021 sampai 16 Oktober 2021.

"Pembelian produk ini sudah bisa dilakukan melalui marketplace dan website www.lensolar.co.id dengan sistem pre order," ujar Bambang.

Bambang berharap, dengan adanya produk PLTS yang compact dan ekonomis ini, bisa menjadi solusi alternatif bagi masyarakat yang ingin mencoba menggunakan dan beralih ke energi yang lebih bersih dimulai dengan kapasitas kecil.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini


PT LEN Terus Kembangkan Teknologi Panel Surya

Pekerja memeriksa intalasi panel surya di Gedung Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Senin (27/9/2021). Kementerian Perindustrian mencatat importasi komponen PLTS sejak 2018 hingga 2020 mengalami penurunan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin mengatakan, strategi pengembangan industri manufaktur solar cell yang tepat adalah dengan memperhitungkan kesiapan ekosistem industri di dalam negeri, komponen yang bisa cepat diproduksi, serta cost (produksi) yang kompetitif.

Selain itu, ditambah kerja sama dengan produsen besar dunia yang sudah terjamin, sehingga bisa menurunkan harga penjualan panel surya.

Hal tersebut diutarakan Bobby setelah melakukan studi perkembangan industri tenaga surya di negara-negara besar seperti China, Jepang, Jerman dan Amerika.

“Hinga akhir tahun 2020, kapasitas nasional PLTS terpasang masih kurang 200 MWp. Dari jumlah tersebut, PT Len Industri beserta anak perusahaan, PT SEI, telah berkontribusi memasang sistem tenaga surya sebesar 42,6 MWp, atau sekitar 24% dari total terpasang,” kata Bobby.

Pencapaian ini masih sangat jauh dari target 2025 kapasitas PLTS terpasang sebesar 6,5 GWp atau Bauran Energi Primer 23% EBT. Secara nasional, kapasitas produksi modul surya di Indonesia sebesar 560 MWp/tahun dari 12 perusahaan yang terdaftar di Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI), dengan tingkat penyerapan di pasar yang masih sangat rendah.

Kementerian BUMN dalam mendukung perkembangan EBT di Indonesia, telah mengeluarkan surat keputusan (SK) yang berkaitan langsung dengan Len Industri dan BUMN lain Pertamina dan PLN berupa pembentukan tim percepatan pengembangan dan pemanfaatan energi surya, maupun persiapan JV Manufaktur Solar Cell dan JV Developer.

JV BUMN Solar Pertamina-Len kini dalam proses pengembangan industri manufaktur solar cell berkapasitas 660MWp/tahun dengan bahan baku wafer.

Rencana pengembangan pabrik solar cell akan meningkatkan nilai TKDN dan akan menurunkan harga penjualannya, sehingga diharapkan investasi PLTS menjadi kian menarik untuk mendapatkan listrik yang terjangkau bagi masyarakat, industri, maupun komersil.


Keuntungan Menggunakan Panel Surya

Pekerja memeriksa intalasi panel surya di Gedung Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Senin (27/9/2021). Kementerian Perindustrian mencatat importasi komponen PLTS sejak 2018 hingga 2020 mengalami penurunan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

1. Menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan

2. Menerapkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap mandiri

3. Menambah estetika rumah, Gedung atau bangunan lainnya

4. Memiliki sistem monitoring energi

5. Tidak perlu khawatir mengenai kenaikan harga listrik hingga 20 tahun kedepan, selama matahari bersinar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya