Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat Benny K Harman mengatakan alasan Yusril Ihza Mahendra untuk mengajukan uji materi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Demokrat ke Mahkamah Agung (MA) layaknya cara pikir tokoh fasis Jerman Adolf Hitler.
Menurut dia, logika hukum Hitler mengharuskan seluruh instrumen sipil mengikuti apa yang dianggap benar menurut negara.
Advertisement
"Jadi dalam cara pikir Hitler itu yang dikehendaki oleh negara harus diikuti oleh semua organisasi sipil dalam hal ini dengan cara pikir itu tadi Yusril mencoba untuk menguji apakah kehendak anggota-anggota parpol Partai Demokrat sejalan dengan kemauan negara, jadi etatisme," kata Benny dalam konferensi pers daring pada Senin, 11 Oktober 2021.
Cara pikir Hitler, menurut dia, adalah menguji cara pikir rakyat apakah sejalan dengan kehendak negara atau tidak.
"Dan ini yang mau dilakukan oleh Yusril ini," kata Benny.
Ada Dalang
Benny menduga apa yang dilakukan Yusril dengan menjadi kuasa hukum bekas tiga kader Demokrat (tadinya empat) untuk melakukan uji materi terhadap AD/ART Demokrat Hasil Kongres pada 2020 merupakan agenda kekuatan tersembunyi.
Dia menyebutnya sebagai hidden power. "Atau invisible power yang bekerja dengan tujuan untuk mencaplok Partai Demokrat secara ilegal atas nama hukum dan atas nama demokrasi," kata Benny.
Advertisement