BEI Proses Aturan Terkait Penerapan Fitur Robot Trading di Saham

BEI sedang menyempurnakan pengaturan pemakaian fitur automated ordering termasuk robot trading untuk memitigasi order sehingga tidak timbulkan manipulasi terhadap pasar.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Okt 2021, 23:02 WIB
Pialang memantau jalannya perdagangan saham di galeri Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Sembilan sektor tercatat berkinerja baik dipimpin sektor finance yang melonjak 3,76 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan sedang menyempurnakan pengaturan pemakaian fitur automated ordering termasuk di dalamnya direct market access (DMA) atau sering disebut robot trading.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menuturkan, saat ini BEI telah memperbolehkan anggota bursa (AB) menggunakan fitur automated ordering tersebut.

Akan tetapi, hal itu dilakukan dengan terlebih dahulu menyampaikan rencana pola penyampaian order secara elektronik yang akan digunakan kepada bursa. Kemudian baru dapat digunakan setelah mendapatkan persetujuan bursa.

“Bursa mengevaluasi pola penyampaian order pada fitur automated ordering tersebut untuk memitigasi order yang disampaikan nantinya tidak menimbulkan manipulasi pasar,” ujar dia kepada wartawan, Senin (11/10/2021).

 BEI sedang proses menyempurnakan pengaturan penerapan automated ordering itu.

“Saat ini bursa sedang menyempurnakan pengaturan terkait hal tersebut yang akan diatur lebih lanjut pada peraturan III-K tentang fasilitas pesanan langsung dan atau penerapan automated ordering oleh anggota bursa yang akan dilengkapi dengan panduan teknis terkait dengan hal tersebut,” tutur Laksono.

Adapun pengaturan pada panduan tersebut antara lain:

-Mekanisme penyampaian order

-Ketentuan order tersebut tidak boleh memanipulasi pasar

-Pelaksanaan risk manajemen anggota bursa termasuk tanggung jawab dan kewajiban bagi anggota bursa untuk melakukan monitoring terhadap order yang bersifat otomatis.

-Serta kewajiban anggota bursa (AB) memiliki PIC yang melakukan monitoring tersebut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sederet Transformasi Digital BEI untuk Pasar Modal

Pialang memantau jalannya perdagangan saham di galeri Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Frekuensi perdagangan mencapai 619.696 kali transaksi Jelang penutupan sesi II. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) turut melakukan sejumlah transformasi merespons perkembangan teknologi.

Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI, Fithri Hadi mengatakan, Bursa senantiasa mengotomatisasi proses bisnis dalam ekosistem pasar modal menjadi semakin terintegrasi, efisien, memiliki jangkauan lebih luas serta dengan biaya yang rendah.

“Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau. Teknologi remote adalah pilihan terbaik untuk meningkatkan risiko kita dengan biaya rendah,” kata dia dalam The 7th Indonesian Finance Association (IFA) International Conference, Rabu, 6 Oktober 2021.

Di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan kerjasama dengan sejumlah institusi, BEI telah meluncurkan banyak transformasi yang didorong oleh teknologi digital.

Pertama, yakni terkait pembukaan rekening. Bursa telah melakukan banyak diskusi dengan OJK, KSEI, dan pihak terkait lainnya, seperti Perusahaan Efek, Bank, Dukcapil dan penyedia tanda tangan digital untuk mendukung pembukaan akun jarak jauh tanpa tatap muka.

“Sehingga paperless dan tanpa tanda tangan basah, memungkinkan investor dapat membuka akun dari jarak jauh dengan mudah dan juga menghemat waktu. Dari sebelumnya 14 hari, menjadi hanya satu hari untuk membuka akun,” kata dia.

Selain itu, pembukaan rekening lewat skema ini juga lebih murah. Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah di masa pandemi yang memeberlakukan pembatasan sosial. Melarang masyarakat mengadakan pertemuan untuk membendung penyebaran virus penyebab COVID-19.


Sediakan Platform Online

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kedua. Bursa juga mengotomatisasi proses IPO meluncurkan e-IPO. Sebuah platform elektronik untuk mendukung penawaran umum perdana kepada publik. Sehingga masyarakat luas dapat membeli saham di pasar primer dengan mudah saat IPO, hanya dari smartphone.

Fithri mengatakan, sebelumnya akses di pasar primer dibatasi oleh lokasi dan terbatasnya jumlah investor ritel.

“Semoga dengan adanya platform ini, partisipasi investor ritel semakin besar,” imbuhnya.

Ketiga, BEI juga menyediakan platform online untuk memfasilitasi pertemuan pemegang saham, yakni Easy.KSEI.

Platform tersebut dilengkapi dengan fitur pemungutan suara jarak jauh. Investor Ritel dapat mengikuti rapat pemegang saham dari mana saja.  Tidak lagi dibatasi oleh lokasi ruang pertemuan.

"Kemudian kita juga, Transform public exposure dari fisik publik diekspos menjadi digital. Jadi semua orang dapat mendengar paparan publik dari perusahaan yang terdaftar untuk memutuskan apakah akan membeli atau menjual saham di pasar,” ia menambahkan.

Bursa juga mendukung inisiatif OJK untuk mengelola model bisnis baru, yaknni Equity crowdfunding yang mendukung penggalangan dana untuk Usaha Kecil dan Menengah. Terakhir, Bursa memiliki e-Registration dan e-Reporting yang memudahkan keterbukaan informasi dari emiten kepada publik.

“Ini paperless, lebih cepat, dan diharapkan dapat membawa lebih banyak tanda dari investor sebelum mereka membeli atau menjual saham di pasar,” pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya