Fakta-Fakta Bali Dibuka untuk Turis Asing mulai 14 Oktober 2021

Pemerintah segera membuka akses turis asing di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada tanggal 14 Oktober 2021 dengan sejumlah ketentuan

oleh Tira Santia diperbarui 12 Okt 2021, 10:00 WIB
Wisatawan usai bermain selancar di kawasan Pantai Kuta, Bali, Jumat (3/9/2021). Sepinya wisatawan yang datang ke Pulau Bali selama PPKM Darurat yakni hanya sebesar rata-rata 500 wisatawan lokal menyebabkan sejumlah tempat wisata pantai sepi pengunjung. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah segera membuka akses penerbangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada tanggal 14 Oktober 2021 dengan sejumlah ketentuan yang berlaku.

Dibukanya kembali gerbang penerbangan tersebut diyakini akan meningkatkan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing.

Lantas apa alasan dibukanya Bali dan negara mana saja yang diperbolehkan masuk? serta bagaimana mekanismenya?

Berikut Liputan6.com, telah merangkum fakta-fakta dibukanya Bali pada 14 Oktober 2021, Selasa (12/10/2021).

1. Ada 18 Negara yang Diizinkan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ada 18 negara yang nanti diperbolehkan masuk ke Indonesia. Namun, secara rincinya Luhut tidak menyebutkan negara mana saja.

“Mengenai negara-negara yang bisa masuk ke Indonesia ada 18 negara dan nanti saya pikir akan diumumkan secara terpadu dan dalam surat edaran Menteri Dalam Negeri,” kata Luhut dalam Konferensi Pers PPKM, Senin (11/10/2021).

Sebelumnya, pada Senin (4/10) Menko Luhut baru menyebutkan sejumlah negara yang diizinkan masuk ke Indonesia, seperti Korea Selatan, Dubai, hingga New Zealand.

"Negara-negara yang kita buka nanti terdiri dari beberapa negara seperti Korea Selatan, China, Jepang, Abu Dhabi, Dubai kemudian juga New Zealand," katanya.

2. Tingkatkan Vaksinasi Lansia di Bali

Luhut menegaskan bahwa Presiden berpesan agar protokol kedatangan di pintu-pintu masuk harus benar-benar diperhatikan serta manajemen karantina harus bersih dan transparent, dan target capaian vaksinasi juga harus dapat dikejar sebelum benar-benar dibuka.

“Di Bali hanya satu daerah yang perlu kita perbaiki Gianyar, sekarang vaksin lansia nya baru 38 persen dimana  kami targetkan harus 40 persen dalam beberapa hari ke depan,” ujar Luhut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Syarat Ketat

Dua turis wanita berpose saat difoto di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Daerah ini merupakan tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

3. Syarat yang Ketat

Untuk memastikan tidak terjadi peningkatan kasus di Bali, Pemerintah juga akan memperketat persyaratan mulai dari Pre-Departure Requirement hingga On-Arrival Requirement.

Dalam Pre-Departure Requirement ditentukan beberapa hal, yakni berasal dari negara dengan kasus konfirmasi level 1 dan 2 dengan positivity rate <=5 persen, hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil max 3x24 jam sebelum jam keberangkatan.

Selanjutnya, pelaku perjalanan harus menyertakan bukti vaksinasi lengkap dengan dosis ke-2 dilakukan setidaknya 14 hari sebelum keberangkatan dan ditulis dlm bahasa Inggris selain bahasa negara asal.

Pemerintah Indonesia juga meminta pelancong memiliki asuransi kesehatan dengan nilai pertanggungan min. USD 100.000 dan mencakup pembiayaan penanganan COVID-19; dan bukti konfirmasi pembayaran akomodasi selama di Indonesia dari penyedia akomodasi atau pihak ketiga.

4. Wisman Wajib Karantina

Menko Luhut menjelaskan, dalam On-Arrival Requirement wisman diminta untuk mengisi E-HAC via aplikasi PeduliLindungi, melaksanakan tes RT-PCR on arrival dengan biaya sendiri, dan Pelaku perjalanan dapat menunggu hasil tes RT-PCR di akomodasi yang sudah direservasi.

“Jika hasil negatif, maka pelaku perjalanan dapat melakukan karantina di tempat karantina yang sudah direservasi selama 5 hari; lalu melakukan PCR pada hari ke 4 malam. Jika hasil negatif maka pada hari ke 5 sudah bisa keluar dari karantina,” pungkas Luhut.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya