Daftar 10 Jenis Pekerjaan yang Lagi Banyak Dibutuhkan Perusahaan, Apa Saja?

Menkominfo mengatakan ada sepuluh jenis pekerjaan baru yang muncul dan semakin meningkat permintaannya di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2021, 12:50 WIB
Pencari kerja mencari informasi lowongan pekerjaan saat acara Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johny G Plate menyatakan, saat ini, ada sepuluh jenis pekerjaan baru yang muncul dan semakin meningkat permintaannya di Indonesia. Pertama, profesi Data Analyst dan Data Scientist.

"Profesi kedua, ialah Big Data Specialist. Ketiga ialah profesi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning Specialist," ungkapnya dalam acara OJK Virtual Innovation Day 2021, Selasa (12/10).

Keempat, ialah profesi Digital Marketing dan Strategy Specialist. Kelima, profesi di bidang pengembangan energi terbarukan atau renewable energy engineer.

"Keenam, Spesialis Process Automation (SPA). Ketujuh, Spesialis Internet of Thing," terangnya.

Kedelapan, profesi Digital Transformation Specialist (Spesialis Transformasi Digital). Kesembilan, profesi Bussines Services dan Administrasi Manager, serta kesepuluh, Spesialis Business Development (Arsitek Pengembang Bisnis).

Menkominfo menyebut, untuk menjawab kebutuhan pasar akan sejumlah profesi baru tersebut pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika sendiri telah melakukan sejumlah antisipasi. Antara lain dengan pelaksanaan program Digital Talent Scholarship yang ditargetkan menyasar 100.000 peserta.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pelatihan Kecakapan Digital

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate. (Foto: Kemenkominfo)

Program Digital Talent Scholarship Kominfo memfasilitasi pelatihan kecakapan digital tingkat intermediate yang dirancang untuk meningkatkan resiliensi produktivitas masyarakat di tengah disrupsi digital guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya ekonomi digital.

"Pelatihan dilakukan dengan perusahaan teknologi raksasa, seperti Google, Microsoft dan berkolaborasi dengan 96 politeknik di 34 provinsi di Indonesia guna melahirkan sumber daya manusia yang cakap digital," bebernya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya