Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johny G. Plate mengatakan berdasarkan catatan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terdapat 888.711.736 ancaman siber di Indonesia, termasuk penipuan secara online.
“Sepanjang tahun 2021 Badan Siber dan Sandi Negara BSSN mencatat ada 888.711.736 ancaman siber di Indonesia, atau setara dengan 42 ancaman setiap detiknya,” kata Menkominfo Johnny dalam webinar OJK Virtual Innovation Day 2 2021, Selasa (12/10/2021).
Advertisement
Disisi lain, kata Johnnym berdasarkan hasil studi Stanford University tahun 2021 mencatat sebanyak 88 persen kebobolan maupun pelanggaran keamanan siber disebabkan oleh faktor kelalaian manusia atau human error.
Adapun, tantangan lain dalam ruang digital juga ditandai dengan persebaran berbagai konten negatif termasuk penipuan daring yang sering menjadi permasalahan di dunia finetch.
Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut tersebut, Kominfo telah melakukan upaya-upaya pencegahan termasuk Gerakan Nasional literasi digital yang diselenggarakan Kominfo.
“Dalam hal ini memperkuat kecakapan tingkat dasar bagi masyarakat agar semakin mahir menavigasikan diri di dunia maya, sekaligus melindungi diri dari Hoax, penipuan dan aktivitas illegal lainnya di ruang digital,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelatihan
Hingga kini terdapat 12,5 juta masyarakat Indonesia yang telah diberikan pelatihan melalui Gerakan Nasional literasi digital Kominfo. Ke depannya, Menkominfo berharap di tahun 2024 sebanyak 50 juta masyarakat Indonesia terlah terliterasi.
“Latihan ini diberikan sebanyak 12,5 juta masyarakat kita harapkan seterusnya ada pelatihan dan literasi digital bagi masyarakat kita, mudah mudahan setiap tahun 12,5 juta maka akhir tahun 2024 setidaknya ada 50 jura rakyat Indonesia yang mengambil bagian dalam literasi digital basic,” ujarnya.
Demikian, Menkominfo juga mengajak seluruh penyelenggara sistem elektornik dan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah antisipatif pengembangan teknologi, untuk mencegah kebocoran data untuk menangkal serangan siber.
"Serangan siber ini luar biasa setiap saat. Disampaikan pada forum ekonomi digital Kominfo (FEDK) juga dibahas terkait sektor fintech dan pinjaman online di Indonesia," pungkasnya.
Advertisement