Amphuri Jatim Justru Dilema Umrah Dibuka, Kenapa?

Pihaknya belum berani memberangkatkan jemaah umrah, meski pemerintah Arah Saudi membuka kembali akses umrah untuk Indonesia.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Okt 2021, 00:07 WIB
Ilustrasi umrah (Shutterstock)

Liputan6.com, Surabaya - Wakil Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jawa Timur Heliosa Soewianto menyatakan, pembukaan akses umrah saat ini menjadi dilema.

"Jika dibuka masyarakat akan berebut masuk. Belum lagi sarana dan prasarana belum siap sehingga jika tidak digarap secara maksimal, baik terkait penerbangan, vaksin maupun masalah karantina akan menjadi masalah besar," ujarnya di Surabaya, Selasa (12/10/2021).

Pihaknya belum berani memberangkatkan jemaah umrah, meski pemerintah Arah Saudi membuka kembali akses umrah untuk Indonesia.

"Kami masih menunggu petunjuk teknis sehingga tidak bisa memberangkatkan jemaah umrah, terlebih hingga saat ini Pemerintah Arab Saudi belum membuka sistem visa untuk jemaah," ujarnya.

"Kita belum bisa masuk karena di sistemnya visa juga belum kebuka. Jadi harus ada dari pihak Saudi harus turun juga. Sampai detik ini belum dibuka," ungkap Heliosa.

Helison mengatakan, persoalan lainnya yaitu terkait vaksin booster yang didapatkan jemaah. Hal itu juga menjadi permasalahan sebab belum ada petunjuk kapan pelaksanannya dan harganya berapa.

"Persoalannya ini kan ketika pengumuman terakhir dari Kementerian Luar Negeri membuat teman-teman travel jadi banyak didatangi jemaah, karena seakan-akan memang angin segar, tapi belum ada juknisnya, kita tidak bisa ngapa-ngapain. Kita menunggu," paparnya.

Heliosa melanjutkan, permasalahan lainnya ada pada maskapai penerbangan lokal. Hal ini akan menjadi permasalahan ketika jumlah jemaah umrah yang ada tidak berimbang dengan transportasi yang dibutuhkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Antisipasi Matang

"Infonya ada 50 ribu jemaah yang belum berangkat tapi sudah terdaftar. Kalau satu pesawat isinya 400, dijumlah aja, kalau 50 ribu dibagi 400 berapa pesawat kesana, terus harganya berapa, belum ada semua itu," ucapnya.

Heliosa berharap, akses umrah yang kembali di buka harus disikapi dengan kesiapan semua lini, baik itu terkiat vaksinasi, karantina, maupun transportasi. Jika tidak di antasipasi dengan matang Heliosa khawatir akan menjadi masalah.

"Saya tidak hafal datanya, tapi di Jatim berkisar 10 ribuan. Ada belum berangkat yang tertunda pada Februari, Maret dan April 2020," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya