Liputan6.com, Jakarta - Semakin pesatnya adopsi digitalisasi yang dilakukan masyarakat, mendorong perbankan juga harus menyesuaikan bisnisnya. Bank Indonesia (BI) meyakini kolaborasi Financial technology (fintech) dan bank dinilai bisa saling menguntungkan kedua belah pihak.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendrata dalam OJK Virtual Innovation Day 2021, Selasa (12/10/2021).
Advertisement
Filianingsih menjelaskan, saat ini sektor perbankan juga sudah mulai membentuk bank digital. Namun, menurut BI mengubah bank besar menjadi bank digital merupakan hal yang sulit dilakukan.
"Seperti kita tahu saat ini, batasan antara industri dan digitalisasi semakin kabur. Lanskap kompetitif telah berubah, bukan hanya di perbankan, tapi juga di seluruh industri," kata Filianingsih.
Dengan demikian, kolaborasi menjadi salah satu opsi untuk bisa mengembangkan dan memajukan industri perbankan. Menurutnya, saat ini tren kolaborasi antara bank dengan fintech sudah marak dan semakin kuat.
"Kolaborasi adalah kuncinya untuk mampu memaksimalkan manfaat digitalisasi bagi semua pihak. Kemitraan fintech dan bank akan menciptakan ekosistem yang memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah jauh lebih baik," jelasnya.
Disisi lain, kolaborasi yang dijalin antara fintech dan bank diyakini dapat mengisi kesenjangan layanan bank konvensional yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nasabahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proyeksi BI
Lebih lanjut, Filianingsih menyampaikan BI memproyeksi keuangan digital akan tumbuh positif hingga akhir 2025. Hal itu didorong oleh peningkatan preferensi dan penerimaan masyarakat, kinerja e-commerce, dan layanan pembayaran terus diperluas oleh bank maupun finetch.
BI memproyeksikan transaksi e-commerce pada 2021 meningkat 48,4 persen secara year on year atau nilai transaksi mencapai Rp 395 triliun. Selain itu, uang elektronik diprediksi akan naik sebesar 35,7 persen year on year atau mencapai Rp 278 triliun.
Demikian, BI juga memprediksi transaksi digital banking pada 2021 juga akan meningkat sebesar 30 persen Year on Year dengan nilai mencapai Rp 35.600 triliun.
Advertisement