Liputan6.com, Jakarta - Hasil Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada tanggal 12 Oktober 2021 tercatat penawaran yang dari investor mencapai Rp 50,14 triliun dari 7 seri surat utang.
Masing-masing seri mendapatkan tawaran sebesar Rp 6,24 triliun untuk seri SPN03220112 (new issuance), Rp 8,61 triliun untuk seri SPN12221013 (new issuance), Rp 13,727 triliun untuk seri FR0090 (reopening), Rp 7,35 triliun untuk seri FR0091 (reopening).
Advertisement
Lalu Rp 2,61 triliun untuk seri FR0088 (reopening), Rp 10,09 triliun untuk seri FR0092 (reopening) dan Rp 1,5 triliun untuk seri FR0089 (reopening). Namun dari penawaran tersebut, total nominal yang dimenangkan dari ketujuh seri yang ditawarkan sebesar Rp 8 triliun.
Dalam catatan Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Deni Ridwan menjelaskan target lelang SUN hari ini diturunkan menjadi Rp 8 triliun dari target SUN dua pekan lalu Rp 12 triliun.
Penurunan target lelang karena realisasi penerimaan negara serta optimalisasi belanja negara dan pembiayaan non utang mulai membaik. Sehingga defisit anggaran diprediksi lebih rendah.
"Penurunan target lelang tersebut dilakukan seiring dengan membaiknya realisasi penerimaan negara serta optimalisasi belanja negara dan pembiayaan non utang, sehingga defisit anggaran diprediksi lebih rendah," kata Deni dalam keterangan persnya, Jakarta, Selasa (12/10).
Namun dari penawaran yang didapat dari lelang SUN hari ini menunjukkan bid to caoer ratio yang paling tinggi sepanjang tahun 2021. "Dengan incoming bids sebesar Rp 50,15 triliun, bid to cover ratio pada lelang kali ini menjadi yang tertinggi pada tahun 2021 yaitu sebesar 6,27 kali," sambung Deni.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kenaikan Harga Komoditas
Deni menilai pelaku pasar masih concern terhadap kenaikan harga komoditi dan energi yang berpotensi memberikan dampak pada tingkat inflasi dan pertumbuhan di Amerika Serikat.
Selain itu, kenaikan yield US Treasury tenor 10 tahun hingga ke level 1,6 persen menahan penurunan yield SUN, walaupun terdapat penurunan supply SUN di pasar perdana.
Di sisi lain investor domestik masih mendominasi bid dengan persentase mencapai 91,7 persen dari total bid. Seri-seri yang paling diminati pada lelang SUN kali ini adalah tenor 5, 10 dan 20 tahun. Totalnya mencapai 62,18 persen dari total bid yang masuk.
Sementara dari Weighted Average Yield (WAY) yang dimenangkan untuk sebagian besar seri Obligasi Negara (ON) turun sekitar 1-13bps dibandingkan dengan yield seri yang sama pada penutupan perdagangan sesi pertama pada hari ini. Penurunan yield tertinggi pada seri FR0092 atau Obligasi Negara tenor 20 tahun.
Pemerintah pun memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 8 triliun. Hal ini mempertimbangkan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, yield /imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder. Termasuk pemenuhan supply SUN dari pasar perdana.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement