Liputan6.com, Jakarta - Bisnis makanan dan minuman (F&B) tak hanya memikirkan bagaimana mendapatkan keuntungan, tapi juga bagaimana memikirkan keberlanjutan bumi. Saat ini konsumen pun peduli terhadap lingkungan dan ingin berperan untuk membantu mengurangi pemborosan kemasan dalam hal pengiriman makanan.
"Berdasarkan riset bisnis akan makin oke jika mereka menerapkan konsep keberlanjutan dalam bisnisnya. Dalam riset itu satu dari dua orang konsumen ingin mengurangi limbah, terutama barang-barang seperti kantong plastik, tisu, atau kemasan saus," ujar F&B Business Storyteller, Hartono Moe, dalam webinar ‘Create Taste,Not Waste', Jumat, 15 Oktober 2021.
Baca Juga
Advertisement
Hartono menambahkan, dua dari lima orang bersedia membayar ekstra hingga Rp4.500 untuk kemasan ramah lingkungan. Oleh karena itu, perlu dipikirkan untuk menerapkan bisnis yang berkelanjutan.
"Ada tiga poin bisnis itu masuk dalam kategori berkelanjutan. Pertama, harus profit. Kedua, people, dan ketiga, planet," kata Hartono.
Menurut Hartono berdasarkan tiga poin itu bahwa bisnis harus terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk itu harus ada tim yang bekerja untuk bisnis tersebut.
"Hal yang penting lain adalah planet. Berbisnis tak sekadar mendapatkan keuntungan tapi juga bagaimana bisnis mempertimbangkan bumi," kata Hartono.
Cara Bisnis Berkelanjutan
Hartono mengatakan agar bisnis dapat berkelanjutan perlu untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Saat sudah banyak orang yang menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, seperti penggunaan daun pisang.
"Sebelumnya menggunakan kantong plastik sekali pakai atau styrofoam, atau kertas plastik cokelat. Sekarang sudah banyak yang menggunakan bahan alternatif, seperti daun pisang," imbuh Hartono.
Hal penting lain, penerapan bisnis makanan dan minuman yang menerapkan prinsip berkelanjutan adalah mengurangi limbah pangan (food waste). Ia mencontohkan, kelebihan bahan makanan dari yang dibutuhkan.
"Dalam bisnis F&B sebisa mungkin harus mengurangi food waste. Harus menerapkan pakem-pakem yang memang bisa mengurangi food waste," imbuh dia.
Advertisement
Kehadiran DamaGo
Untuk mendoorong industri F&B Indonesia yang berkelanjutan hadir aplikasi DamaGo, start up asal Indonesia-Korea. DamaGo menggabungkan teknologi dan kreativitas menciptakan aplikasi smartphone bagi pebisnis F&B untuk terhubung dengan pemasok.
"Terdapat sejumlah inefisiensi di lapangan yangmembuat hasil pertanian tidak terserap baik dan berisiko terbuang menjadi limbah dan polusi," kata Co-Founder dan COO DamaGo, Muhammad Farras.
Farras menambahkan, DamoGO berusaha memecahkan masalah ini dengan menyediakan layanan penghubung antara pemasok dan pebisnis F&B di Yogyakarta melalui aplikasi smartphone. "Tujuannya mempermudah proses pembelian bahan makanansecara digital, mengoptimasi serapan dan konsumsi hasil pertanian agar tidak terbuang," kata dia.
Aplikasi ini menjadi upaya DamoGO mendorong pebisnis F&B untukmenerapkan operasional bisnis berkelanjutan dan efisien, dengan mempersingkat proses rantai pasok, mengurangiemisi dan biaya, serta mendukung keberlangsungan bisnis petani dan pemasok skala kecil dan menengah.
Kalau enggak sempet masak sendiri, yuk PO saja di ManisdanSedap, banyak masakan rasa rumahan yang pas buat lauk makan siangmu. Berasa dimasakin ibu.
Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19
Advertisement