Liputan6.com, Jakarta Unika Atma Jaya bersama dengan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta meluncurkan Pos Sapa untuk Perlindungan Perempuan dan Anak di Unika Atma Jaya, Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Diluncurkan bersamaan dengan Hari Anak Perempuan Sedunia, Pos Sapa ini merupakan langkah pemerintah bersama sejumlah instansi pendidikan untuk menghadirkan akses perlindungan kepada perempuan dan anak yang kerap menjadi korban tindak kekerasan baik dalam rumah tangga atau dalam komunitas dan lingkungan lain.
Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A Prasetyantoko menyambut baik inisiatif ini sebagai kontribusi nyata dalam menghadirkan rasa aman dilingkungan masyarakat serta perlindungan bagi anak dan perempuan,
“Menghadirkan rasa aman bagi semua dan akses terhadap perlinduangan khususunya bagi perempuan dan anak adalah tanggung jawab kita bersama. Unika Atma Jaya hari ini menunjukkan komitmen nyata untuk menciptakan masyarakat yang inklusif melalui Pos Sapa. Inisiatif yang baik ini diharapkan akan terus bergulir untuk kebaikan dan kemajuan masyarakat bersama,” ujar Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A Prasetyantok
Menurut data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TPP2A) Komnas Perempuan melaporkan adanya peningkatan kasus KDRT mencapai 75 persen selama pandemi. Provinsi DKI Jakarta sendiri dilaporkan sebagai salah satu kota dengan catatan tindak kekerasan yang tinggi di perempuan dan anak di Indonesia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masih adanya stigma
Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Tuty Kusumawati, menyebut tindak kekerasan ini sering terjadi salah satunya karena korban menolak untuk melaporkan kondisi pada tahap awal untuk menghindari stigma.
“Melakukan berbagai upaya kolaborasi, kami berusaha melakukan upaya bersama pencegahkan kekerasan anak dan perempuan secara yang lebih terstruktur. Tindak kekerasan ini seperti fenomena gunung es, ketika yang terlihat hanya yang datang melapor, tapi bagaimana yang tidak? Pos Sapa ini menjadi penting dan relevan untuk mengurangi secara signifikan kekerasanya di DKI Jakarta,” ujar Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Tuty Kusumawati,
Dalam kesempatan virtual peluncuran dan sosialisasi Pos Sapa (Pos Sahabat Perempuan dan Anak) di Unika Atma Jaya pada Senin (11/10), Tuty Kusumawati mengapresiapi langkah Unika Atma Jaya berkontribusi positif untuk menjawab isu seputar perlindungan perempuan dan anak di lingkungan DKI Jakarta.
Pos Sapa Unika Atma Jaya nantinya akan dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) - Pusat Pemberdayaan Masyarakat. Ketua Pos Sapa Unika Atma Jaya, Dr. Weny Savitri Sembiring, S.Psi., M.Si., berharap agar langkah ini mampu menciptakan masyarakat yang memiliki kepekaan gender juga menghentikan kekerasan dan stigma.
Advertisement
Perlu kolaborasi berbagai pihak
Anggota DPR RI, Desy Ratnasari, menyebut diperlukan pengawalan, pengawasan, serta kolaborasi dari berbagai pihak dalam hal implementasi kebijakan terkait perlindungan anak dan perempuan. Alumni dan mahasiswa program Doktoral Psikologi Unika Atma Jaya tersebut mendukung sikap Unika Atma Jaya terlibat aktif dalam upaya menghadirkan rasa tenang bagi perempuan dan anak,
“Semoga Pos Sapa dapat menyapa perempuan dan anak untuk merasa tenang dan aman dalam melakukan aktifitas kehidupannya di masyarakat. Semoga Pas Sapa dapat memberikan penanganan, pencegahan, dan tentunya melindungi perempuan dan anak dari berbagai kekerasan yang terjadi di masyarakat.”
Ketua Presidium Dewan Pusat Wanita Katolik Republik Indonesia, Justina Rostiawati mengapresiasi langkah Unika Atma Jaya dalam upaya mencegah dan menanganani melawan aksi kekerasan yang kerap dialami oleh perempuan dan anak.
“Ikut berbangga untuk Unika Atma Jaya yang telah ikut ambil bagian dalam memastikan terciptanya ruang publik yang ramah bagi semua,” pungkasnya.