Liputan6.com, Surabaya Memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl), Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Secara administratif, Gunung Semeru berada di wilayah Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Lokasinya yang strategis membuat gunung ini ramai didaki dari berbagai penjuru negeri. Gunung Semeru tercatat sebagai salah satu gunung aktif, meski demikian, para pendaki tetap cinta dengan gunung ini.
Setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam dan pasir. Meski begitu, suasana seperti ini membuat para pendaki makin suka dengan gunung ini.
Baca Juga
Advertisement
Puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Mahameru. Inilah yang menjadi tujuan utama para pendaki agar bisa melihat keindahan Pulau Jawa dari puncak tertinggi.
Namun, tak semua pendaki bisa sampai ke atap Pulau Jawa ini. Sering kali impian berada di Mahameru terhambat karena berbagai faktor, misalnya badai akibat cuaca buruk hingga kondisi tubuh yang tiba-tiba kurang fit.
Kendati demikian, para pendaki tetap bisa merasakan suasana Gunung Semeru dari sisi lainnya. Misalnya di Ranu Kumbolo, keindahan dan kenikmatan akan terasa di danau yang dikenal Surga Kecil di Kaki Semeru.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pesona Gunung Semeru
Gunung Semeru menyuguhkan pemandangan yang indah dan menawan. Meskipun membutuhkan waktu berjam-jam hingga puncak, tapi para pendaki tetap menikmatinya. Rasa lelah pendaki terbayar dengan pesona Gunung Semeru.
Ranu Pani, salah satu pesona Gunung Semeru yang merupakan pos pendakian di ketinggian 2.100 mdpl. Sebenarnya Ranu Pani adalah desa terakhir sebelum mencapai puncak Mahameru.
Para pendaki sudah bisa melihat pesona keindahan Gunung Semeru di Ranu Pani. Tidak sedikit juga yang memilih untuk beristirahat dan bermalam di sini.
Selanjutnya Ranu Kumbolo, pesona Gunung Semeru yang tak akan pernah terlupakan bagi para pendaki. Ranu Kumbolo adalah danau di Gunung Semeru di ketinggian 2.390 mdpl.
Biasanya pendaki Gunung Semeru rehat sejenak atau bermalam dengan mendirikan tenda di depan danau Ranu Kumbolo.
Advertisement
Ranu Kumbolo
Di danau ini pendaki bisa melihat jajaran bukit bervegetasi cemara dan semak belukar yang mengelilinginya bak sebuah bingkai dari permukaan air danau. Pendaki juga bisa menikmati keindahan Ranu Kumbolo saat matahari terbit atau sunrise.
Tak jauh dari Ranu Kumbolo, Tanjakan Cinta juga menjadi pesona yang tak kalah indahnya. Di sini pendaki bisa melihat keindahan Ranu Kumbolo di dataran yang lebih tinggi.
Ada sebuah mitos bahwa jika ingin mendapat pasangan jangan menoleh ke belakang saat di Tanjakan Cinta. Memang terdengar mudah, tapi kemiringan Tanjakan Cinta membuat pendaki istirahat dan membalikkan badannya ke belakang.
Setelah melewati Tanjakan Cinta, pendaki Gunung Semeru akan disuguhkan dengan pemandangan padang savana di Oro-oro Ombo. Di sini pendaki bisa menemukan bunga verbena berwarna ungu yang tumbuh sejauh mata memandang.
Pesona berikutnya yang bisa dinikmati oleh pendaki adalah Kalimati. Di sini ada cekungan kali besar namun tidak ada airnya, makanya disebut Kalimati. Di Kalimati pendaki sudah bisa melihat puncak Gunung Semeru lebih dekat.
Setelah melewati berbagai pos, tibalah di Mahameru, puncak Gunung Semeru. Di sini rasa lelah pendaki akan terbayar ketika melihat pemandangan di puncak tertinggi Pulau Jawa. Jika cuacanya bagus, pendaki bisa melihat awan-awan cerah bak lautan luas.
Film 5 Cm
Selain sering dikunjungi oleh pendaki dari berbagai daerah, Gunung Semeru juga pernah menjadi tempat syuting film 5 Cm. Film yang dirilis pada 12 Desember 2012 ini memperlihatkan keindahan Gunung Semeru mulai dari pos pertama hingga puncak Mahameru.
Film yang disutradarai oleh Rizal Mantavoni ini dibintangi oleh Herjunot Ali, Fedi Nuril, Denny Sumargo, Saykoji, Raline Shah, dan Pevita Pearce. Berdasar dari sebuah novel dengan judul yang sama, film ini berhasil mendapat lima nominasi Piala Citra dan memenangkan kategori Pengarah Sinematografi Terbaik di Festival Film Indonesia 2013.
Muhamad Husni Tamami
Advertisement