6 Pernyataan Pengamat soal Peluang Prabowo Kembali Maju di Pilpres 2024

Kabar Partai Gerindra akan kembali usung Ketua Umumnya Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mengemuka.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 13 Okt 2021, 14:02 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberikan keterangan pers sai pertemuan tertutup di kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (30/07). Kedatangan Prabowo membahas cawapres dan koalisi dengan Partai Demokrat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar Partai Gerindra akan kembali mengusung Ketua Umumnya, Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mengemuka.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, Gerindra realistis kembali mengusung Prabowo Subianto menjadi calon presiden di Pilpres 2024.

"Pertama, dari segi elektabilitas calon, Prabowo masih unggul. Sementara calon lain yang elektabilitasnya relatif bagus kesulitan cari partai macam Anies, RK (Ridwan Kamil), bahkan Ganjar. Begitu pun calon dari ketum parpol atau elite parpol elektabilitasnya masih jauh dari Prabowo," ujar Adi, Selasa 12 Oktober 2021.

Selain itu, menurut dia, Partai Gerindra ingin mengamankan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) dengan cottail effect.

"Hal itu terbukti Gerindra selalu kuat dalam sepuluh tahun terakhir karena Prabowo maju lagi, dan akan diulang di Pilpres 2024," terang Adi.

Berikut 6 pernyataan pengamat soal peluang Prabowo Subianto kembali maju di Pilpres 2024 dihimpun Liputan6.com:


1. Miliki Elektabilitas Tinggi

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berjalan memasuki kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). Prabowo Subianto tiba di Istana di tengah suasana pengumuman calon menteri kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, Gerindra realistis mengusung Ketua Umumnya Prabowo Subianto menjadi calon presiden di Pilpres 2024.

"Pertama, dari segi elektabilitas calon, Prabowo masih unggul. Sementara calon lain yang elektabilitasnya relatif bagus kesulitan cari partai macam Anies, RK (Ridwan Kamil), bahkan Ganjar. Begitupun calon dari ketum parpol atau elit parpol elektabilitasnya masih jauh dari Prabowo," ujar Adi, Selasa 12 Oktober 2021.

 


2. Tetap Butuh Kerja Keras

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat menghadiri peresmian Roemah Djoeang di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (29/7). (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Selain itu, menurut Adi, Gerindra ingin mengamankan suara pileg dengan cottail effect.

Hal tersebut, kata dia, terbukti Gerindra selalu kuat dalam sepuluh tahun terakhir karena Prabowo maju lagi, dan akan diulang di Pilpres 2024.

"Meski elektabilitas Prabowo paling atas, tapi tak aman untuk menang pilpres. Butuh kerja keras. Untuk ukuran Prabowo yang 2 (pasang) capres (2024), elektabilitasnya minimal 45 persen biar sulit dibalap lawan lain," ungkap Adi.

 


3. Tak Ada Regenerasi Calon

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (tengah) dan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (kanan) melambaikan tangan usai pertemuan bersama pimpinan MPR di Jakarta, Jumat (11/10/2019). Pertemuan berlangsung tertutup. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Namun, Adi memandang, apa yang dilakukan Gerindra meninggalkan lubang besar. Salah satunya di regenerasi calon.

Padahal, kata dia, banyak nama misalnya Sandiaga Uno, Ahmad Muzani, Sufmi Dasco Ahmad dan lainnya.

"Tapi nama-nama kader muda ini tak dihitung karena Prabowo yang sangat dominan," terang Adi.

 


4. Hanya Aspirasi dari Bawah

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menaiki kuda usai melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi, di kediamannya di Hambalang, Bogor, Senin (31/10). Jokowi dan Prabowo melakukan pertemuan tertutup selama hampir 2 jam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kendati begitu, Adi mengaku pesimistis Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bakal kembali maju mencalonkan diri pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Dia memandang hiruk pikuk kabar soal majunya Prabowo dalam Pilpres 2024 tak lebih dari aspirasi kader Gerindra di bawah.

"Hingar bingar Prabowo maju kembali sebenarnya bagian dari upaya menyolidkan barisan Gerindra sambil lalu ‘meledek’ figur lain yang birahi nyapresnya besar tapi tak punya partai," ujar Adi kepada Liputan6.com.


5. Dorong Sandiaga Uno

Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyapa relawan dan pendukungnya saat pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Senin (14/1) malam. Pidato kebangsaan mengusung Indonesia Menang. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho) 

Daripada memilih Prabowo, Adi menyarankan Gerindra mengusung Sandiaga Uno untuk maju ke Pilpes 2024.

Meski demikian, hal tersebut menunggu sikap dari pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan bersedia atau tidak.

"Prabowo belum menyatakan siap atau tidak. Di situlah peluang Sandi. Andai Prabowo tak bersedia maju, opsi realistisnya hanya Sandiaga Uno yang paling mungkin didorong Prabowo. Apapun judulnya, Sandi punya bekal popularitas dan elektabilitas," ungkap Adi.

Regenerasi, kata dia, menjadi alasan paling masuk akal bagi Prabowo untuk meredam nafsunya menjadi calon presiden pada Pilpres mendatang.

"Tahun 2024 nanti usia Prabowo lumayan menua. Sandi opsi selanjutnya," kata Adi.

 


6. Duetkan Sandiaga Uno dengan Ganjar Pranowo

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berkunjung ke Jayapura dan membuka pertandingan ekshibisi esports PON Papua 2021, Selasa (21/9/2021). (Dok.Ist)

Adi juga melihat jika Sandiaga berpasangan dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo maka sulit dikalahkan.

"Kalau duet ini terjadi, Sandi-Ganjar atau Ganjar-Sandi Pilpres 2024 sudah selesai. Sudah kelihatan pemenangnya," jelas Adi.

 

 

(Cindy Violeta Layan)


Pertemuan Prabowo dan Megawati

Infografis Pertemuan Prabowo dan Megawati (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya