Alasan Anda Mengalami Mimpi Tentang Bangun atau False Awakening

Mimpi tentang bangun yang sering Anda alami ternyata terdokumentasi dalam sains dengan nama Mimpi Bersarang atau False Awakening. Berikut alasan Anda mengalaminya.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2021, 19:40 WIB
Ilustrasi mimpi (Unsplash/Sharon McCutcheon)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika hendak pergi ke sekolah, rasanya sangat sulit untuk bangun tidur pagi-pagi walaupun alarm sudah berbunyi nyaring. Lalu bangun, mandi, dan sarapan.

Kemudian saat hendak duduk dengan makanan di depan, alarm berbunyi lagi. Rupanya, kejadian tadi hanya mimpi.

Pengalaman tak asing ini biasanya disebut sebagai nested dream (mimpi bersarang) atau dengan nama yang lebih keren, False Awakening (bangun palsu). Mimpi seperti ini akan terus berulang sampai kita benar-benar bangkit dari tempat tidur.

Mungkin Anda bertanya-tanya apa penyebab kita dapat memimpikan sesuatu yang terasa sangat realistis seperti itu. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai mimpi bersarang atau False Awakening mengutip dari Healthline, Rabu (13/10/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Berbeda dengan Sleep Paralysis

Ilustrasi mendapatkan mimpi (Unsplash/Kalegin Michail)

Sleep Paralysis atau kelumpuhan saat tidur biasanya terjadi saat hendak tidur atau bangun, tidak sama dengan Bangun Palsu. Namun, penelitian menunjukkan bahwa banyak orang mengalami False Awakening, lebih dari pengalaman mimpi lainnya.

Dengan Sleep Paralysis, Anda kehilangan kemampuan untuk berbicara atau menggerakkan otot-otot. Anda juga mungkin akan merasa kesulitan dalam bernapas.

Beberapa orang juga dapat memiliki halusinasi dalam rangkaian Sleep Paralysis, yang paling umum adalah mimpi didatangi hantu. Rasanya seperti ada hantu atau seseorang di dalam kamar atau menahan Anda di tempat tidur.

Perbedaan utama antara kedua fenomena ini ialah kelumpuhan saat tidur terjadi ketika Anda bangun, sedangkan False Awakening terjadi saat Anda bermimpi.

Kelumpuhan tidur biasanya terjadi ketika Anda berpindah dari fase tidur Rapid Eye Movement (REM) menjadi bangun. Otak Anda bangun, tetapi otot-otot tetap lumpuh sementara, sama saat tidur REM.


Bukan Pertanda Buruk

Ilustrasi Mendapat Mimpi Buruk (Pixabay)

Mimpi bersarang atau False Awakening bukan pertanda bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Namun, Anda mungkin merasakan sesuatu yang buruk akan datang tergantung pada jenis bangun palsu yang dialami.

Menurut peneliti Celia Green, PhD, dalam bukunya yang berjudul Lucid Dreaming: The Paradox of Consciousness While Sleep, ada dua jenis bangun palsu.

1. False Awakening tipe 1 berlangsung dengan cara yang cukup mudah. Setelah 'bangun', Anda melakukan hal yang sama seperti biasanya. Tipe ini sering kali tidak terasa menakutkan saat terjadi, meskipun Anda mungkin merasa bingung atau agak tertekan begitu Anda benar-benar bangun.

2. Dengan tipe kedua, Anda mungkin terbangun dengan firasat atau merasa yakin bahwa sesuatu yang aneh atau buruk akan terjadi. Jenis False Awakening ini bisa menyerupai Sleep Paralysis, terutama jika Anda berimpi bangun dan tidak dapat bergerak atau melarikan diri dari beberapa jenis kedatangan sesuatu yang jahat di kamar Anda. Namun, ketika Anda bangun, maksudnya benar-benar bangun, Anda akan dapat bergerak secara normal.

Walaupun False Awakening tipe kedua bisa terasa sangat mengerikan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu benar-benar berarti sesuatu yang buruk akan terjadi.


Apa Hubungannya dengan Lucid Dream?

Ilustrasi seseorang bermimpi (Pixabay/Jess Foami)

Mirip dengan Lucid Dream dan Sleep Paralysis, False Awakening dianggap sebagai hybrid, atau tumpang tindih antara keadaan tidur dan terjaga.

Dalam Lucid Dream, Anda menyadari bahwa Anda sedang bermimpi. Pengetahuan ini memungkinkan Anda untuk mempertahankan kendali atas lingkungan Anda dan bahkan mengubah arah mimpi.

Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa mimpi jernih biasanya berakhir dengan False Awakening. Anda bahkan mungkin 'bangun' dan menceritakan mimpi Anda kepada orang lain sebelum benar-benar bangun.

False Awakening bisa menjadi Lucid Dream, terutama jika Anda mulai memerhatikan detail tertentu yang sedikit berbeda dari kenyataan.

Misalnya, perabotan Anda mungkin tidak berada di tempat yang biasa, lampu Anda mungkin tidak menyala atau Anda mungkin membuka buku dan menemukan bahwa Anda tidak dapat membaca kata-kata apapun.

Dengan begitu Anda mungkin akan berusaha memanipulasi mimpi dengan cara tertentu atau menyuruh diri sendiri untuk bangun.


Apa Penyebabnya?

Ilustrasi mimpi, menulis. (Unsplash/Tania Mousinho)

Sampai saat ini, tidak banyak penelitian tentang False Awakening dan para ahli belum menentukan secara pasti apa penyebabnya. Seperti kelumpuhan tidur, mereka mungkin berhubungan dengan gangguan tidur REM.

Beberapa penjelasan yang disarankan untuk False Awakening meliputi:

  • Gangguan tidur, seperti insomnia dan sleep apnea
  • Antisipasi atau mengetahui Anda harus bangun lebih awal karena alasan tertentu
  • Kebisingan dan gangguan lain yang menggangu tidur Anda tanpa membangunkan Anda sepenuhnya
  • Stres dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari Anda juga dapat berdampak pada tidur dan berpotensi muncul dalam mimpi

Jika Anda khawatir tentang sesuatu yang akan terjadi segera setelah bangun tidur, Anda mungkin bermimpi tentang bangun dan bersiap-siap untuk menghadapi peristiwa yang membuat stres. Peristiwa stres ini merujuk pada hal-hal seperti ujian yang sulit, janji dokter gigi, dan wawancara kerja.

Penelitian dari 2011 menawarkan penjelasan potensial lain untuk False Awakening. Menurut teori protokesadaran mimpi, otak Anda mempersiapkan kesadaran selama tidur REM, menggunakan representasi internal dari dunia sehari-hari Anda.

Model ini berfungsi sebagai awal dari mimpi Anda, menurut teori tersebut. Namun, sebagian besar mimpi menyertakan banyak elemen lain yang membuatnya tampak kurang realistis.

 

Penulis: Anastasia Merlinda


Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya