Serang Para Diplomat AS, Sindrom Havana Ditemukan di Kolombia

Sindrom Havana dilaporkan ditemukan di Kolombia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Okt 2021, 17:12 WIB
Bendera Amerika di atap Gedung Putih berkibar setengah tiang di Washington, Kamis (26/8/2021). Semua gedung federal dan fasilitas militer milik AS akan mengibarkan bendera AS setengah tiang untuk menghormati anggota marinir AS dan lainnya yang tewas dalam serangan bom di Kabul, Afghanistan. (AP Phot

Liputan6.com, Kolombia - Pejabat AS sedang menyelidiki kemungkinan kasus penyakit sindrom Havana di Kolombia, beberapa hari sebelum kunjungan Menteri Luar Negeri, kata media AS.

Dilaporkan BBC, Rabu (13/10/2021), staf Kedutaan AS di Bogota mungkin telah mengalami penyakit misterius, yang menyebabkan suara yang menyakitkan di telinga, kelelahan, dan pusing.

Pertama kali dilaporkan di Kuba pada 2016, diplomat AS di seluruh dunia telah melaporkan kasus sindrom tersebut.

Asal-usulnya tidak diketahui, dengan beberapa spekulasi bahwa itu adalah jenis senjata.

Pada Selasa, Wall Street Journal pertama kali melaporkan bahwa e-mail yang dikirim oleh Duta Besar AS untuk Kolombia Philip Goldberg mengkonfirmasi sejumlah "insiden kesehatan yang tidak dapat dijelaskan" atau UHI--istilah yang digunakan untuk sindrom Havana oleh pemerintah AS--sejak pertengahan September.

Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan kepada New York Times bahwa negara itu sedang menyelidiki laporan tersebut. Dia menambahkan bahwa AS memimpin penyelidikan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Efek Sindrom Havana

Orang-orang membantu pengibaran bendera AS untuk peringatan 20 tahun serangan 9/11 di Pepperdine University di Malibu, California, Rabu (8/9/2021). Selama 14 tahun, universitas itu memperingati tragedi 11 September 2001 dengan mengibarkan sekitar 3.000 bendera Amerika. (Frederic J. BROWN/AFP)

Orang Amerika yang terkena sindrom Havana telah menggambarkan suara yang intens dan menyakitkan di telinga mereka. Beberapa dari sekitar 200 orang yang terkena dampak mengalami pusing dan kelelahan selama berbulan-bulan. 

Lebih dari setengah dari mereka yang terkena dampak adalah karyawan CIA, menurut Times.

Pada hari Jumat, laporan sindrom Havana muncul di kedutaan AS di Berlin. Presiden Joe Biden merilis pernyataan bersumpah untuk menemukan "penyebab dan siapa yang bertanggung jawab".

Itu terjadi beberapa jam setelah dia menandatangani undang-undang baru yang memberi hak kepada kepala CIA dan Departemen Luar Negeri untuk memberikan kompensasi finansial kepada pegawai pemerintah AS yang telah dirugikan oleh sindrom tersebut.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut kepada BBC News pada hari Selasa.

Dalam sebuah pernyataan, pejabat itu mengatakan "kami sedang menyelidiki laporan AHI di mana pun mereka dilaporkan," dan bahwa mereka "secara aktif bekerja untuk mengidentifikasi penyebab insiden ini dan apakah mereka dapat dikaitkan dengan aktor asing". 

Berita itu muncul menjelang jadwal perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Bogota minggu depan.

Pada bulan Agustus, Wakil Presiden Kamala Harris menunda perjalanan ke Vietnam setelah dua pejabat AS dievakuasi secara medis dari negara itu setelah jatuh sakit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya