Merger Indosat-Tri Percepat Pemeratan 4G LTE di Indonesia

Menurut Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB, Dr. Ir. Ian Joseph Matheus Edward, konsolidasi Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia bisa bersaing dengan Telkomsel.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 14 Okt 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi: BTS Indosat Ooredoo (Foto: Indosat Ooredoo)

Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia telah resmi mengumumkan merger, beberapa pekan lalu. Aksi korporasi kedua perusahaan ini pun diharapkan bisa mendorong perkembangan industri telekomunikasi Tanah Air.

Salah satunya adalah mendorong pemerataan jaringan 4G LTE di Indonesia. Terlebih, permintaan akses 4G LTE terus meningkat dari waktu ke waktu.

Menurut Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB, Dr. Ir. Ian Joseph Matheus Edward, konsolidasi yang dilakukan dua perusahaan ini berarti menggabungkan kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing, sehingga diharapkan bisa ikut meningkatkan performa secara keseluruhan.

Dalam penjelasannya, Ian menuturkan, kedua operator seluler itu menyediakan akses internet yang terbilang baik dan berada di bawah Telkomsel. Adapun Telkomsel sendiri saat ini berada posisi puncak dalam hal kecepatan download, kecepatan upload, dan latency.

"Untuk itu, dengan penggabungan keduanya ini minimal bisa mendekati nomor satu (Telkomsel)," tuturnya dalam diskusi terbatas yang digelar ITF secara virtual, Rabu (13/10/2021). Selain itu, dengan konsolidasi ini, kedua perusahaan ini dimungkinkan melakukan relokasi BTS 4G LTE.

Ian menjelaskan, secara umum, cakupan Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia masih memenuhi seputaran Indonesia bagian Barat dan sedikit Indonesia Tengah. Dengan relokasi BTS 4G LTE, mereka pun bisa menjangkau wilayah yang sebelumnya tidak tercakup.

"Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia pasti memiliki beberapa BTS di satu area yang sama. Jadi, mereka dapat melakukan relokasi BTS, sehingga ada pengurangan di wilayah tersebut dan didorong untuk dibangun ke wilayah Indonesia bagian Timur," tuturnya menjelaskan.

Selain itu, lisensi penyelenggaran telekomunikasi terutama 4G lisensi nasional, sehingga seharusnya operator menyediakan jaringan di seluruh Indonesia. Namun operator tetap perlu mempelajari karakter wilayah yang dituju agar skala ekonomi, bisnis, maupun penggunannya tetap memberi manfaat.

Kendati demikian, tidak hanya pembanguna BTS, perlu juga dibangun ekosistem yang mendukung pemakaian jaringan 4G/LTE. Jadi, pemanfaatan 4G LTE di tempat tersebut tidak akan sia-sia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dua Keuntungan yang Didapat Pelanggan dari Merger Indosat-Tri

Ilustrasi aplikasi Tri Indonesia Bima Plus. (Foto: Tri Indonesia)

Sebelumnya, Pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala mengungkapkan ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh masyarakat dan industri, dari merger Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia.

Dalam sebuah temu media virtual pada Jumat pekan ini, Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi itu mengungkapkan, secara umum ada dua keuntungan yang bisa diperoleh pelanggan dari merger Indosat-Tri.

Pertama, pelanggan dari perusahaan telekomunikasi tersebut akan mudah mendapatkan layanan di suatu daerah.

Menurut Kamilov, ditulis Minggu (10/10/2021), daerah yang dulu tidak terjangkau operator pilihan pelanggan, karena kolaborasi, maka bisa memanfaatkan jaringan yang dimiliki oleh operator hasil kolaborasi.

Selain itu, merger juga bisa membuka peluang bagi perusahaan untuk memperoleh pelanggan baru.

Kedua, dari sisi tarif, Kamilov mengatakan pelanggan bisa mendapatkan pilihan tarif yang terbaik dan terjangkau, di mana muncul berbagai varian tarif seperti untuk pebisnis, mahasiswa atau pelajar, atau masyarakat lepas lainnya.


Harus Jaga Kualitas Layanan

Namun, ia menegaskan untuk memberikan pilihan terbaik bagi pelanggan, operator juga tetap harus memperhatikan aspek kualitas layanan.

"Jika layanannya ditingkatkan akan menghasilkan pelanggan yang setia," tegas mantan Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia itu.

Kamilov sendiri bahkan yakin sangat tidak akan terjadi churn atau kehilangan pelanggan, apabila kualitas pelayanan mereka memuaskan.

Pelanggan eksisting atau yang sudah ada juga dirasa tidak perlu panik karena identitasnya nomornya akan berubah. Operator dinilai sudah mengidentifikasi dan menjaga benar soal hal tersebut.

Kamilov mengatakan, biasanya, penggunaan aplikasi yang menggunakan nomor pelanggan tidak akan berubah.

Kamilov setuju bahwa hasil merger Indosat-Tri diharapkan mampu menciptakan industri telekomunikasi digital kelas baru di Indonesia. Menurutnya, bukan tidak mungkin hasil konsolidasi bisa mempercepat transformasi digital yang dibutuhkan masyarakat.

Selain itu, konsolidasi bisnis yang dilakukan operator seluler juga hendaknya tidak membuat bingung para pelanggan, sebab sejatinya merekalah yang diuntungkan.

Kamilov menyebut, dengan bergabungnya sumber daya dan servis yang dimiliki keduanya, maka kebutuhan pelanggan lebih terakomodir dan cakupan wilayah layanannya pun bisa kian meluas.

"Saya menganggap, justru persaingannya akan semakin hidup, semakin tinggi, kalau orang bilang semakin menguntungkan industri atau mungkin menguntungkan pelanggan," ujarnya.

(Dam/Isk)


Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya