Liputan6.com, Jakarta - Gadis berusia 17 tahun bernama Maisy menjadi bos McLaren selama sehari. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk memperingati Hari Anak Perempuan Internasional McLaren dan Plan International.
Wanita cantik itu merupakan seorang aktivis dari Wales . Ia mengambil alih kursi kepemimpinan Mike Flewit dari McLaren. Bahkan ia juga diberi kartu nama atas dirinya sendiri dan kartu akses sebagai CEO McLaren.
Advertisement
Dilansir Zing, Rabu (13/10/2021), saat menjabat Maisy memimpin timnya, memutuskan strategi, dan berkolaborasi dengan beberapa pemimpin bisnis, insinyur, teknisi, dan desainer.
Hal ini memungkinkan Maisy untuk memahami segala sesuatu tentang desain, teknik, manufaktur, hingga strategi pemasaran supercar berharga mahal. Bahkan ia sampai mendapatkan kesempatan untuk ikut menyempurnakan supercar hybrid Artura.
"Suatu hari bekerja sebagai CEO McLaren Automotive telah memberi saya banyak momen tak terlupakan sebagai bagian dari produksi supercar kelas dunia. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang sulit dibeli dengan uang," kata Maisy.
Mike Flewitt pun mengaku senang atas bergabungnya Maisy ke McLaren. Dengan kecerdasan gadis cantik itu, ia yakin McLaren akan semakin berkembang dari sebelumnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengalaman Berharga
"Memiliki Maisy menduduki posisi CEO McLaren dalam perayaan Hari Anak Perempuan Internasional telah menjadi pengalaman yang menarik dan berharga bagi saya dan seluruh tim di McLaren. Ide, wawasan, semangat, dan kecerdasannya akan membantu kami bergerak maju dalam upaya kami untuk mencapai keragaman dan inklusi yang lebih besar," kata CEO McLaren Mike Flewitt.
Tentu kebijakan untuk menjadikan Maisy sebagai bos McLaren cukup tepat. Pasalnya dari penelitian yang dilakukan oleh Plan International, hasilnya diketahui bahwa 25% anak perempuan berusia 11-18 tahun ingin mencoba pelajaran atau pekerjaan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika.
Bahkan penelitian ini juga mengemukakan bahwa anak perempuan akan menerima umpan balik negatif saat mengajar atau bekerja di bindang media dan sejenisnya.
Sumber: Otosia.com
Advertisement