Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com atau Bukalapak (BUKA) mengajak perusahaan rintisan (startup) tanah air untuk mengikuti jejaknya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
President Bukalapak, Teddy Oetomo menuturkan, hal itu salah satunya dimaksudkan untuk memperbesar kontribusi pasar modal terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Kalau kita lihat rasio dari market cap to GDP Indonesia ini masih kurang dibandingkan dengan negara lain. Kenapa? karena banyak perusahaan tech company belum IPO di Indonesia,” kata dia dalam diskusi virtual, Kamis (14/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Alih-alih bekal menjadi kompetitor, sebagai startup pertama yang debut di Bursa, Bukalapak justru mengajak startup lain untuk turut mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengingat banyaknya startup yang lahir di tanah air, Teddy optimistis jika semua startup IPO, akan dapat memajukan pasar modal Indonesia.
“Indonesia ini banyak sekali tech startup yang besar. Kita mau mengajak teman-teman teknologi lain, ayo kita melantai bareng di IDX. Supaya IDX, capital market Indonesia ini semakin maju,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tiga Startup
Sebelumnya, Komisaris BEI, Pandu Sjahrir mengungkapkan tiga startup yakni Goto (Gojek-Tokopedia), Si Cepat, dan Traveloka akan segera melantai di Bursa tahun depan.
"Perusahaan teknologi lainnya akan mengikuti IPO di BEI, Goto pada semester I 2022, disusul Si Cepat dan Traveloka,” papar Pandu.
Merujuk data Mandiri Capital, saat ini Indonesia memiliki enam startup berstatus unicorn dengan valuasi pre IPO gabungan sebesar USD 38,2 miliar atau sekitar Rp 541,3 triliun (kurs Rp 14.170 per USD).
Selain itu, terdapat sekitar 27 perusahaan yang berkategori centaur, yakni startup dengan valuasi diatas USD 100 juta sampai USD 1 miliar, yang juga berpotensi untuk IPO dengan nilai fundraised dan nilai kapitalisasi pasar yang besar.
Advertisement