Mengenal Aritmia, Gangguan Irama Jantung yang Gejalanya Mirip Serangan Jantung

Gejala dari gangguan irama jantung (aritmia) dan penyebabnya

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi Penyakit Jantung Credit: pexels.com/Jonathan

Liputan6.com, Jakarta - Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung, dimana penderita gangguan ini dapat merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.

Sebenarnya aritmia normal terjadi pada kondisi jantung yang sehat. Namun bila terjadi terus menerus atau berulang, aritmia bisa menandakan adanya masalah pada organ jantung.

"Karena gejala aritimia memang mirip dengan gejala serangan jantung, banyak orang yang sering menyalahartikan gejala aritmia ini dengan serangan jantung," jelas dr. Vito Damaya, Sp JP(K), dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, pada Instagram Live Q&A dengan Topik Sayangi Jantungmu, Jaga Kesehatanmu, Rabu (13/10/2021).

 


Gejala Aritmia

Aritmia bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala, sehingga kadang tidak disadari oleh penderitanya. Gejala aritmia yang dapat muncul pada umumnya antara lain:

  • Jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia)
  • Jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia)
  • Pusing
  • Pingsan
  • Cepat lelah
  • Sesak napas
  • Nyeri dada

Namun perlu diketahui, seseorang yang mengalami gejala di atas belum tentu mengalami aritmia.

Oleh karena itu, pemeriksaan oleh dokter diperlukan agar dapat diketahui apa yang memicu gejala tersebut.


Penyebab Artimia

Aritmia terjadi ketika impuls listrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi di bawah ini:

  • Konsumsi obat pilek atau obat alergi
  • Sleep apnea
  • Hipertensi
  • Diabetes
  • Gangguan elektrolit, seperti kelebihan atau kekurangan kalium dan hipomagnesemia
  • Gangguan tiroid, misalnya hipertiroidisme
  • Kelainan katup jantung
  • Penyakit jantung bawaan
  • Penyakit jantung koroner
  • Serangan jantung
  • Kardiomiopati

Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti:

  • Tidak dapat mengelola stres dengan baik
  • Kurang tidur
  • Merokok
  • Konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan
  • Penyalahgunaan NAPZA

Cara Mendiagnosis Aritmia Tanpa EKG

Biasanya, dalam menentukan apakah pasien menderita aritmia diperlukan Elektrokardiogram (EKG) untuk merekam aktivitas listrik jantung dalam kondisi berbaring.

Namun, jika anda tidak memiliki EKG, anda dapat mencoba cara sederhana dengan merasakan denyut nadi di pergelangan tangan atau leher Anda menggunakan jari.

Tempatkan ujung jari telunjuk dan jari tengah Anda di pergelangan tangan bagian dalam dari lengan Anda yang lain, tepat di bawah pangkal ibu jari Anda. Atau, letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah Anda di leher bagian bawah, di kedua sisi tenggorokan Anda.

Tekan ringan dengan jari-jari Anda sampai Anda merasakan darah berdenyut di bawah jari-jari Anda. Hitung denyut nadi dalam waktu 10 detik, kemudian kalikan dengan 6 untuk mendapat angka denyut nadi per menit.

Denyut jantung normal, saat istirahat, adalah 50 hingga 100 denyut per menit.

 

 

Reporter: Lianna Leticia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya