Liputan6.com, Jakarta - Terhitung hari ini, Kamis (14/10/2021), wisatawan mancanegara (wisman) asal Korea Selatan, China, Jepang, Abu Dhabi, Dubai, dan Selandia Baru boleh berwisata ke Bali dengan sejumlah syarat. Bagaimana kebijakan ini direspons pasar wisata internasional?
Melansir Merdeka.com, Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengakui belum ada catatan kedatangan wisman pada hari pembukaan perbatasan Bali. Namun, menurutnya itu hanya soal waktu.
"Waktu mengurus visa saya kira terlalu mepet," katanya, menyambung bahwa pembukaan rute penerbangan ke Pulau Dewata dalam waktu singkat juga bukan hal mudah untuk dilakukan maskapai.
Baca Juga
Advertisement
Di sisi lain, SCMP melaporkan, survei terbaru Asosiasi Transportasi Udara Internasional menemukan bahwa 84 persen responden tidak tertarik berlibur ke destinasi yang memerlukan karantina dalam jangka waktu berapa pun. Ini, menurut Statista, bahkan satu malam karantina akan menunda banyak pelancong, bahkan jika mereka adalah pecinta wisata Bali.
Namun demikian, narasi itu dibantah Astawa. I menyebut mepetnya waktu jadi penyebab utama. "Belum bisa diskenariokan saja. Mungkin ada tiga pesawat (melayani rute internasional) bagus untuk awal-awal. Nanti secara berangsur ditambah lagi," ucapnya.
Terkait desakan tidak adanya karantina bagi wisman, Astawa menyebut, itu merupakan kebijakan pemerintah pusat. Pihaknya hanya mengikuti aturan yang dibuat. Selain itu, menurutnya, kebijakan karantina untuk wisman telah sesuai masa inkubasi virus corona baru.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Langsung Meningkatkan Kunjungan
Selaras dengan itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, izin kunjungan wisman tak langsung membuat angka kedatangan meningkat. Pasalnya, penerbangan membutuhkan waktu untuk melakukan penjualan tiket.
"Mungkin yang duluan datang adalah pesawat charter," katanya.
Oka melanjutkan, dalam rangka mempersiapkan diri menyambut turis asing, masyarakat Bali yang sudah divaksin dosis pertama mencapai 99 persen. Kemudian, disusul vaksinasi tahap dua yang hampir menyentuh angka 98 persen.
"Vaksin membuat gambaran penyebaran COVID-19 sangat bagus. Tiga minggu terakhir (catatan kasus positif di Bali) landai. Kondisi di Bali rasio positif dan tracing ini ada keliru. Kalau dilihat rasio yang positif dan tracing itu tinggi," ujarnya.
Advertisement
Destinasi Pulau Dunia
Dengan dibukanya Bali untuk wisman, Pulau Dewata resmi "bersaing" dengan sederet destinasi pulau dunia. Hanya saja, beberapa di antara mereka, seperti Phuket dan Maladewa, tidak mewajibkan karantina bagi turis asing.
Namun demikian, Phuket nyatanya juga tidak melihat angka kunjungan turis sesuai harapan. Dalam dua bulan pertama sejak dibuka pada 1 Juli untuk turis yang sudah divaksin penuh, lebih dari 26 ribu pelancong telah menyambangi Phuket, jauh dari perkiraan awal yang menyentuh 100 ribu pengunjung, lapor DW.
Sementara, destinasi pulau di negara tetangga Malaysia, Langkawi, baru saja membuka perbatasannya hanya untuk wisatawan lokal pada pertengahan bulan lalu. Mereka menerapkan sejumlah syarat, termasuk menerima dosis lengkap vaksin COVID-19. Says melaporkan, wilayah ini rencananya baru akan menerima kunjungan turis asing pada Desember 2021 atau Januari 2022.
Infografis Cek Zonasi Destinasi Libur Bebas COVID-19
Advertisement