Liputan6.com, Manila - Jurnalis wanita keturunan Filipina-Amerika, Maria Ressa berhasil meraih Nobel Perdamaian 2021.
Maria Ressa berhasil memenangkan penghargaan tersebut sekaligus menjadi suara untuk para wartawan.
Wanita berusia 58 tahun tersebut telah merasakan perubahan signifikan dalam karirnya menjadi jurnalis. Ia menyadari bahwa jurnalisme saat ini sangat bergantung pada teknologi, berbeda dengan eranya terdahulu.
Baca Juga
Advertisement
"Jurnalisme di era saat ini sangat erat kaitannya dengan berbagai platform sosial media mulai dari Facebook hingga YouTube, terlebih YouTube kini menjadi yang nomor satu di Filipina," ujar Maria Ressa dalam program IDN Times bertajuk A Conversation with 2021 Nobel Peace Prize Laureate Maria Ressa, Founder and CEO Rappler, Kamis (14/10/2021)
Ia juga mengatakan bahwa walaupun metode dan bentuk jurnalisme saat ini berbeda dengan apa yang ia alami sebelumnya, namun misi jurnalisme tetap sama yakni mengutarakan fakta.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tantangan sebagai Jurnalis
CEO Media Rappler di Filipina tersebut merupakan tokoh utama yang berhasil melawan represi terhadap kebebasan pers di negara tersebut.
Hal tersebut lah yang membuatnya berhasil meraih Nobel Perdamaian 2021.
"Terkadang sulit untuk berdiri sebagai seorang jurnalis, karena faktanya banyak yang merendahkan," ungkapnya.
Ia mengungkapkan bahwa selama karirnya, tugas utama seorang jurnalis adalah mengungkapkan fakta.
Ressa pun memberi pesan kepada para wartawan atau jurnalis untuk tidak sembarang mengambil berita kemudian mempublikasikannya.
Advertisement