Liputan6.com, Jakarta - Kata-kata pembuka dalam sebuah cerita sering dianggap paling penting karena menentukan alur untuk cerita lain yang akan datang. Pembuka yang hebat juga akan langsung memikat pembaca, sangat penting untuk membuat mereka untuk tetap membaca.
Namun, dalam film mungkin justru sebaliknya. Baris terakhir sangat penting untuk ditegaskan karena akan membuat penonton keluar dari teater dengan emosi yang tepat sesuai sasaran si pembuat film. Memiliki kata-kata terakhir yang sempurna dapat memastikan film akan bertahan lama di kepala penonton setelah selesai.
Advertisement
Sangat sedikit film yang mampu menghasilkan kata-kata terakhir yang benar-benar ikonis. Kata-kata perpisahan yang tepat membantu penonton mengingat cerita dengan cara yang bermakna, bahkan merangkum inti dari seluruh cerita yang ditayangkan selama kurang lebih 2 jam.
Berikut ini adalah daftar film yang mungkin berisi kata-kata terakhir yang berhasil menembak dengan tepat sasaran ke emosi penonton. Beberapa adalah contoh yang sangat terkenal, yang lain mungkin tidak banyak yang tahu. Spoiler Alert bagi yang belum menonton!
Avengers: Endgame (2019)
I am Iron Man.
Momen saat Tony Stark (diperankan Robert Downey Jr) mengatakan kalimat 'I am Iron Man' memang bukanlah adegan terakhir dalam film karya Russo bersaudara ini. Namun, itu adalah momen terakhir yang difilmkan oleh para pemain untuk terakhir kalinya dan bukan kata-kata itu yang awalnya direncanakan. Anggota kru sempat mengingat versi lain dari adegan ikonis penutup Phase 3 dari MCU ini.
Awalnya tidak ada kata-kata yang diucapkan Tony Stark kepada Thanos (Josh Brolin) di akhir pertarungan hebat itu. Jeffrey Ford akhirnya muncul dengan ide tersebut dan didukung oleh sutradara Joe Russo.
Kata-kata tersebut adalah referensi dari film Iron Man pertama kali pada 2008 yang berbunyi: "Sebenarnya, saya adalah Iron Man."
Hal menakjubkan tentang baris terakhir ini adalah bagaimana Tony Stark seorang industrialis playboy miliarder yang sombong mengorbankan diri serta sambil mempertahankan 'kesombongannya' hingga akhir hayat. Sungguh karakter pahlawan super.
Advertisement
Toy Story 3 (2010)
So long, Partner.
Toy Story 3 berakhir dengan kata-kata indah dan membuat menangis seluruh penggemar franchise dari Disney ini. Andy yang sudah kuliah memberikan semua mainan lamanya, termasuk karakter utama di film ini yaitu boneka koboi tercintanya Woody dan Buzz Lightyear kepada seorang gadis kecil.
Andy tidak lagi membutuhkan mereka dan memutuskan untuk meninggalkan mereka di tangan seorang anak yang akan mencintai mereka, sama seperti dia mencintainya.
Setelah bermain selama beberapa saat, Andy melompat ke mobilnya dan pergi. Saat Woody melihatnya menghilang di kejauhan, dia mengucapkan kata-kata ikonis tersebut, "Sampai jumpa lagi, Partner." Jujur saja, mata siapa yang tidak berair dengan kata-kata ini? Sepertinya tidak ada.
Seluruh seri Toy Story menceritakan hubungan antara mainan dan anak-anak yang memilikinya. Oleh karena itu, kata-kata terakhir Woody menunjukkan fata bahwa hal-hal yang dulunya sangat penting bagi kita akan ditinggalkan saat kita dewasa. Adegan ini sangat menyentuh karena menunjukkan berlalunya masa muda sekaligus menawarkan harapan dengan menunjukkan bahwa berbagi mainan membantu menjaga keajaiban itu tetap hidup.
Se7en (1995)
Ernest Hemingway once wrote, 'The world is a fine place and worth fighting for.' I agree with the second part.
Siapapun yang menonton Se7en tidak mungkin melupakan akhir yang mengerikan dari film yang menceritakan tentang tujuh dosa duniawi. Pembunuh John Doe (diperankan Kevin Spacey) mengungkapkan bahwa dia memotong kepala istri polisi yang sedang hamil dan memasukkannya ke dalam sebuah kotak.
Dia ingin Mills (diperankan Brad Pitt) membunuhnya sehingga dia bisa menyelesaikan serangkaian pembunuhan berdasarkan tujuh dosa. Partner Mills, Somerset (Morgan Freeman) mencoba meyakinkannya untuk tidak menembak si pembunuh karena itu akan membuatnya "menang".
Diatasi dengan kesedihan dan kehausan akan balas dendam, Mills tetap menembaknya. Saat film berakhir, Somerset dalam voiceover mengatakan, "Ernest Hemingway pernah menulis, 'Dunia adalah tempat yang bagus dan layak untuk diperjuangkan.' Saya setuju dengan bagian kedua."
Se7en adalah salah satu film paling nihilistik yang pernah dibuat dan kata-kata terakhir dari Somerset mencerminkan hal itu. Nihilisme adalah sebuah keyakinan bahwa semua nilai-nilai (value) itu tidak berarti.
Selama film, dia melihat bukti bahwa dunia bisa menjadi tempat yang sangat mengerikan. Dia menyaksikan penderitaan dan rasa sakit, yang dibatasi oleh kehancuran emosional pasangannya, merujuk pada Mills.
Namun, hal yang sangat menarik adalah bahwa kata-kata perpisahannya juga menawarkan secercah harapan. Terlepas dari kejadian mengerikan yang ada di Se7en, Somerset masih berpikir bahwa dunia ini layak untuk diperjuangkan.
Advertisement
The Dark Knight (2008)
A Watchful Protector. A Dark Knight.
The Dark Knight versi Christopher Nolan adalah kisah Batman paling menarik yang pernah dibuat untuk film. Film ini gelap, secara gambar dan psikologis, tetapi juga menarik karena dibuat all-out.
Saat-saat terakhir dalam film, menempatkan Caped Crusader (diperankan Christian Bale) di posisi yang sulit. Harvey Dent yang dianggap pahlawan oleh warga Gotham sudah meninggal. Jika fakta ini diketahui, harapan di Gotham akan hancur.
Oleh karenanya, ia meyakinkan Letnan Jim Gordon (Gary Oldman) untuk membiarkan dia bertanggung jawab atas pembunuhan untuk menghindari konsekuensi keputusasaan di Gotham. Gordon dengan enggan menyetujuinya. Dalam voiceover, kita dapat mendengar polisi tersebut menyatakan, "Dia bukan pahlawan kita. Dia penjaga yang diam. Pelindung yang waspada. The Dark Knight."
Kata-kata tersebut sangat bermakna. Sebenarnya, keseluruhan tema The Dark Knight penuh dengan makna. Sebagian besar cerita superhero berakhir dengan kemenangan, dengan orang baik mengalahkan yang jahat kemudian menerima pujian publik sebagai hasilnya. Namun, tidak dengan Nolan.
Ia menemukan Batman menyerap semua kemarahan dan permusuhan Gotham untuk mempertahankan cita-cita yang penting. Akhir cerita akan menjadi downer, jika bukan karena kata-kata kegaguman Gordon terhadap Batman.
Fight Club (1995)
You Met Me At A Very Strange Time In My Life.
Bercerita tentang seorang pria menyedihkan, memiliki kehidupan yang payah, serta pekerjaan yang menyebalkan. Karakter Fight Club yang diperankan oleh Edward Norton yang malang dengan menyedihkan mencoba untuk menemukan makna hidup dengan menghadiri kelompok pendukung kanker, meskipun dirinya tidak sakit.
Tyler Durden (Brad Pitt), orang yang membuatnya berpartisipasi dalam kompetisi tinju, kini membuatnya berpartisipasi dalam aksi terorisme sosial. Hal terpenting adalah dia baru saja mengetahui bahwa Tyler tidak nyata, Tyler adalah psychotic figment dari pikirannya sendiri.
Pada titik ini, sudah terlambat untuk menghentikan apa yang dirinya (sebagai Tyler Durden) mulai. AKhirnya dia menembaki kepalanya sendiri. Saat menyaksikan kota runtuh di hadapan mereka, narator tak bernama memberitahu Marla (Helena Bonham Carter), "Anda bertemu saya di waktu yang sangat aneh dalam hidup saya."
Sejak awal perilisannya pada 1999, Fight Club secara luas disalahpahami. Mungkin karena film ini dibuat pada masa yang kurang tepat. Namun sekarang, film ini dipandang sebagai sesuatu yang klasik modern, mengungkit tentang biaya hidup di dunia yang semakin materialistis dan tanpa jiwa.
Apa yang dikatakan Jack (narator tak bernama) kepada Marla menggaris bawahi gagasan utama di balik cerita tersebut, yaitu bahwa dia telah kehilangan dirinya sendiri dan tidak dapat menemukan jalan untuk kembali.
Penulis: Anastasia Merlinda
Advertisement