Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, jalin kerja sama dengan Korea dalam menangani masalah sampah laut. Selain itu, Kemenko Marves juga akan memfokuskan pada rehabilitasi mangrove.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Nani Hendiarti, berbagai forum dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga sudah dilakukan.
Advertisement
Kedepannya diharapkan agar kerjasama antara Indonesia dan Korea dikembangkan dalam cakupan yang lebih luas seperti riset bersama, pertukaran informasi, dan alih teknologi.
“Kami akan mengejar terus target yang sudah ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo mengenai sampah laut ini. Di sisi yang lain kami juga melakukan rehabilitasi besar-besaran untuk ekosistem mangrove atau tanaman bakau sebesar 600.000 hektar hingga 2024,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Kamis (14/10/2021).
Penanganan sampah laut Indonesia, lanjutnya, dilakukan dalam berbagai cara. Salah satunya dengan menetapkan Peraturan Presiden (PP) Nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut yang membuat target reduksi sampah laut hingga 70 persen.
Target ini sudah menghasilkan dampak yang baik pula, yaitu reduksi sampah laut sebesar 15,3 persen pada 2018 hingga 2020.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Samudera dan Perikanan Republik Korea Moon Seong-Hyeok menyatakan rasa terima kasihnya atas sambutan dari Indonesia terkait adanya kerja sama bilateral pada isu kemaritiman.
“Kami berterima kasih atas sambutan dan adanya kerja sama yang terus berjalan antara Republik Korea dan Indonesia. Melalui kerja sama ini, kedua negara mempersiapkan berbagai perubahan besar untuk lingkungan dunia di masa mendatang,” ujar Menteri Moon Seong-Hyeok.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tingkatkan Kerja Sama Dua Negara
Menteri Moon Seong-Hyeok berharap agar seminar yang diadakan ini mampu terus meningkatkan kerja sama Republik Korea dan Indonesia, khususnya dalam menangani isu kemaritiman dan atau kelingkungan lainnya.
Secara teknis, dalam penyelesaian isu sampah laut, sudah ada berbagai kolaborasi bersama antara kedua negara melalui Korea Marine Environment Management Cooperation (KOEM) selama tiga tahun ke belakang.
Kerja sama bolateral ini menghadirkan satu sesi Seminar Bersama Tentang Sampah Laut dan Restorasi Mangrove di Jakarta, Rabu (13/10/2021) lalu.
Seminar ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam kunjungan Menteri Samudera dan Perikanan Republik Korea Moon Seong-Hyeok ke Indonesia untuk melakukan berbagai pertemuan bilateral, salah satunya dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan.
Seminar ini bertujuan untuk menjembatani upaya pencapaian visi bersama antar kedua negara dalam menyelesaikan berbagai isu kemaritiman, seperti pengelolaan sumber daya maritim, perubahan iklim, hingga pengelolaan sampah di laut.
Pembahasan mengenai sampah laut terbagi kembali menjadi beberapa topik, yaitu mengenai kebijakan dan progres dari penanganan sampah laut yang dijelaskan oleh perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Lalu, usaha manajemen, status, dan reduksi sampah plastik dan mikroplastik oleh perwakilan dari Pusat Riset Oseanografi- BRIN, dan pembahasan terkait status quo penanganan sampah plastik Indonesia dari Marine Waste Management Center Republik Korea.
Kemudian, topik lainnya adalah mengenai restorasi mangrove yang memiliki beberapa bahasan isu, seperti penguatan kebijakan dan strategi rehabilitasi mangrove yang dijelaskan oleh perwakilan dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
Kemudian pemanfaatan potensi karbon biru dan cara menggunakannya yang dijelaskan oleh peneliti dari KLHK, dan penjelasan spesifik terkait riset karbon biru dari Universitas Gunsan Republik Korea.
Advertisement