Aplikasi 'Bersama Selamatkan Riau' Terbukti Turunkan Kasus Covid-19 di Rokan Hilir

Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi meresmikan pemakaian aplikasi Bersama Selamatkan Riau di Kabupaten Rokan Hilir.

oleh M Syukur diperbarui 15 Okt 2021, 15:00 WIB
Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi menjelaskan cara kerja Aplikasi Bersama Selamatkan Riau di Kabupaten Rokan Hilir. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah tiga kabupaten di Riau resmi memakai Aplikasi Bersama Selamatkan Riau. Terakhir diluncurkan Kepala Polda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi di Kabupaten Rokan Hilir.

Meski kabupaten lain belum diresmikan peluncurannya, Aplikasi Bersama Selamatkan Riau ini sudah dipakai. Khususnya oleh tenaga kesehatan, personel Polri dan TNI yang melakukan tracing kepada warga terkonfirmasi Covid-19.

Agung menyatakan, Aplikasi Bersama Selamatkan Riau merupakan cara terintegrasi setiap pihak menangani Covid-19 di Riau tidak membludak lagi. Data harian nasional warga terkonfirmasi dikroscek ke lapangan sehingga pasien tertangani dengan baik.

"Ini upaya menekan angka penularan virus corona hingga terus menurun, seperti daerah lainnya yang sudah dijalankan," kata Agung, Kamis siang, 14 Oktober 2021.

Agung menjelaskan, angka konfirmasi harian Covid-19 di Kabupaten Rokan Hilir dan daerah Riau lainnya terus melandai. Aplikasi ini berperan baik karena sinergitas dan kolaborasi antara kepolisian, pemerintah serta berbagai stake holder terpantau.

Agung memastikan, tidak ada masyarakat Rokan Hilir yang terkonfirmasi Covid-19 yang tidak terpantau oleh aplikasi ini. Pergerakan 105 tracer dibantu 20 tenaga kesehatan dilaporkan secara ril di lapangan.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:


Lacak Kontak Erat

Melalui aplikasi ini, para tracer langsung datang ke rumah warga terkonfirmasi setelah data harian dari nasional terinput. Dari rumah ini, tracer dibantu tenaga kesehatan akan melihat bagaimana gejala yang dialami warga terkonfirmasi.

Selanjutnya akan dispesifikasi, apakah masuk kepada orang tanpa gejala, gejala ringan ataupun berat. Dari sini pula akan diputuskan apakah warga tadi harus dibawa ke pusat isolasi terpadu kabupaten.

Kalau tidak dibawa, tracer dan tenaga kesehatan akan memberikan obat. Atau bisa menanyakan obat apa dan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan selama menjalani isolasi mandiri di rumah.

Selain itu, tracer dan tenaga kesehatan akan melakukan pelacakan kontak erat dengan pasien. Selanjutnya, dilakukan testing apakah terkonfirmasi sehingga bisa ditentukan tindakan kedepannya.

"Polda mendedikasikan aplikasi ini untuk menyelesaikan persoalan pandemi hari demi hari, kemarin kasus terkonfirmasi berjumlah 32, dan kabupaten Rohil nihil, ini adalah bentuk kerja konkret," jelas Agung.

Melalui aplikasi ini, kerja tracer terpantau dengan baik. Pasalnya, pergerakan tracer sudah terpantau oleh aplikasi setelah melakukan login sehingga tidak bisa membuat laporan palsu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya