Hitungan Kasar, Proyek Kereta Cepat Balik Modal dalam 40 Tahun

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menanggapi pernyataan Ekonom Senior Faisal Basri tentang proyek kereta cepat.

oleh Arief Rahman H diperbarui 14 Okt 2021, 20:05 WIB
Proyek pembangunan kereta cepat yang sedang dalam tahap pengerjaan di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/9/2021). Kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2022 dan akan dilakukan uji coba pada November 2022 mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menanggapi pernyataan Ekonom Senior Faisal Basri tentang proyek kereta cepat yang akan terus rugi. Arya menilai tudingan tersebut salah total dan tak berlandaskan pada data.

“Ini kita menyayangkan omongkan Faisal Basri, Faisal Basri itu salah total yang mengatakan bahwa sampai kapanpun pasti rugi. Ya mana ada investor mau masuk dengan kondisi nanti rugi,” katanya kepada wartawan, Kamis (14/10/2021).

Bahkan Arya beranggapan bahwa Faisal Basri tidak menggunakan landasan analisa, tapi hanya berdasarkan anggapan subjektif.

Ia turut menyayangkan bahwa pernyataan yang dikeluarkan Faisal Basri adalah sebuah kesalahan besar. “Jadi itu kesalahan besar, sayang se-kaliber Faisal Basri itu ngomong seperti itu, itu tidak benar,” katanya tegas.

Lebih lanjut, Arya mengatakan bahwa pihaknya masih menghitung terkait besaran biaya yang dibutuhkan dan prediksi balik modal dari biaya tersebut.

“Ini perlu saya sampaikan bahwa memang kita masih menghitung, tunggu dulu nih cost over run itu muncul segimana angkanya yang sebenarnya setelah diaudit oleh BPKP baru kita bisa tau angka yang sebenarnya,” katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Mirip MRT

Pekerja beraktivitas menyelesaikan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kawasan Halim, Makasar, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Stasiun Halim akan menjadi stasiun keberangkatan sekaligus kedatangan KCJB dan berakhir di Stasiun Tegalluar Bandung. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Kendati begitu, menurutnya secara konservatif, ia menaksir biaya yang dikeluarkan bisa balik modal dalam waktu 40 tahun.

“Tapi kita belum tahu ya ini hanya kasar ya, ini mirip-mirip dengan MRT. Dan hampir di seluruh dunia, namanya railway investasi di kereta api di seperti itu, pasti panjang, tidak mungkin pendek,” katanya.

Ia mengatakan bahwa di negara-negara lain pun, dalam investasi ke bidang ini, khususnya kereta cepat ataupun MRT, waktu tersebut adalah waktu umum yang dibutuhkan.

“Coba aja cek deh, di MRT berapa tahun? Mirip-mirip, segituan juga 40-an tahun juga,” katanya.

“Jadi kalau dikatakan sampai kapanpun akan rugi, itu konyol, itu sangat konyol, sangat disayangkan, mana ada investor mau masuk kalau memang rugi itu, gak akan mungkin mau,” tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya