Liputan6.com, Beirut - Kelompok Hizbullah memimpin demonstrasi di Lebanon karena menolak hakim yang memimpin investigasi ledakan Beirut pada 2020 lalu. Hakim itu dituding bias.
Dilaporkan Al Jazeera, Jumat (15/10/2021), ratusan pendukung Hizbullah dan pendukungnya turun ke jalan dengan memakai kaos hitam. Mereka mendatangi Istana Keadilan Beirut agar Hakim Tarek Bitar dicopot dari kasus ini.
Advertisement
Kerusuhan lantas terjadi, serta ada aksi penembakan yang membuat pendemo berhamburan. Korban tewas dilaporkan naik menjadi enam orang, sebelumnya ada lima korban. Palang Merah Lebanon berkata ada lebih dari 30 orang terluka.
Identitas dari penembak belum diketahui. Tentara Lebanon mengirim pasukan ke TKP untuk mencari pelaku penembakan. Warga sipil diminta untuk meninggalkan area sekitar insiden itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hizbullah Tuduh Partai Kristen
Hizbullah dan sekutunya, Amal, mendukung partai kristen Lebanese Forces sebagai aktor di balik penembakan. Para pelaku disebut tersebar di atap.
"Kelompok-kelompok dari partai Lebanese Forces disebar di atas gedung-gedung dan secara langsung membidik dengan niat membunuh," tulis pernyataan itu.
HIzbullah dan Amal turut meminta pendukung mereka agar tenang dan tidak terpancing ke dalam perselisihan berbahaya.
Pemimpin Lebanese Forces, Samir Geagea, telah mengeluarkan pernyataan untuk mengecam kerusuhan yang terjadi, namun tak membalas tuduhan dari Hizbullah.
Presiden Michel Aoun juga berkata bentrokan yang terjadi merupakan pemandangan yang menyakitkan dan tak bisa diterima.
Advertisement