IHSG Perkasa, Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp 8.123 Triliun

Kapitalisasi pasar bursa menembus Rp 8.123 triliun. Kapitalisasi pasar bursa naik Rp 108 triliun dari perdagangan sebelumnya Rp 8.015 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Okt 2021, 07:06 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin perkasa.  Hal itu mendorong kapitalisasi pasar saham menembus posisi Rp 8.123 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 1,36 persen ke posisi 6.626,11 pada perdagangan Kamis, 14 Oktober 2021. Hal itu membawa kinerja IHSG tumbuh 10,82 persen secara year to date 10,82 persen.

Sementara itu, indeks LQ45 naik 1,26 persen ke posisi 972,66. Secara year to date, indeks LQ45 sudah tumbuh 4,04 persen.

Investor asing pun masih melanjutkan aksi beli saham di pasar modal Indonesia. Pada perdagangan Kamis, 14 Oktober 2021, aksi beli investor asing tercatat Rp 1,58 triliun. Dengan demikian, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 31,64 triliun hingga 14 Oktober 2021.

Dengan kenaikan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar bursa menembus Rp 8.123 triliun.  Kapitalisasi pasar bursa naik Rp 108 triliun dari perdagangan sebelumnya Rp 8.015 triliun.

Head of Equity Trading PT MNC Sekuritas, Frankie Prasetio menuturkan,  kapitalisasi pasar BEI tembus Rp 8.000 triliun dengan IHSG naik melampaui proyeksi banyak kalangan investor di atas level 6.500.

Kenaikan IHSG tersebut ditopang sektor komoditas antara lain crude palm oil (CPO), minyak dan gas (migas), dan batu bara.

"Saham-saham komoditas ini terbilang cukup lesu di semester I mengingat banyak investor lebih tertarik pada saham-saham yang bersentuhan dengan digitalisasi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, dikutip Jumat (15/10/2021).

Frankie menilai, investor rotasi saham ke sektor saham komoditas pada semester II sehingga turut menopang IHSG.

“Namun, semenjak memasuki semester II akibat sentimen krisis energi dunia, investor beralih pada saham-saham komoditas,” ujar dia.

Adapun sentimen yang perlu diwaspadai pada akhir kuartal IV ini, Frankie menilai kekhawatiran efek tapering atau pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

“Hal ini bisa saja membaut sektor perbankan tertahan bila dana investasi banyak kembali ke Amerika Serikat,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


10 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di BEI pada 14 Oktober 2021

Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun emiten yang mencatat kapitalisasi pasar terbesar di BEI masih dipegang PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Tercatat kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp 946 triliun.

Diikuti kapitalisasi pasar saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 638 triliun, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 379 triliun.

Selanjutnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan kapitalisasi pasar bursa sebesar Rp 331 triliun, kemudian kapitalisasi pasar saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 252 triliun.

Sementara itu, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencetak kapitalisasi pasar Rp 203 triliun, diikuti PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan kapitalisasi pasar Rp 170 triliun.

Kemudian PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatat kapitalisasi pasar Rp 156 triliun. Lalu diikuti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencetak kapitalisasi pasar Rp 133 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan kapitalisasi pasar Rp 128 triliun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya