Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan hingga sebesar USD 25,07 miliar, atau setara Rp 354,113 triliun (kurs Rp 14.125 per dolar AS) pada periode Januari-September 2021.
Kepala BPS Margo Yuwono bahkan mencatat, surplus neraca perdagangan pada 9 bulan pertama pada 2021 jadi yang tertinggi selama 5 tahun terakhir sejak 2016.
"Ini (surplus neraca dagang Januari-September 2021) sangat tinggi kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Misalkan pada periode sama tahun 2020, surplus kita hanya USD 13,35 miliar," jelasnya dalam sesi teleconference, Jumat (15/10/2021).
Adapun neraca dagang Indonesia sempat defisit pada 2019 lalu sebesar minus USD 3,59 miliar, dan 2018 minus USD 8,70 miliar. Sementara pada 2017 Indonesia mengalami surplus sebesar USD 10,86 miliar, dan 2016 surplus sebesar USD 6,36 miliar.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Khusus September
Khusus untuk September 2021 ini, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD 4,37 miliar. Itu didorong oleh perdagangan ekspor ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, India, dan Filipina.
"Dengan Amerika Serikat kita mengalami surplus USD 1.579,8 juta (USD 1,57 miliar). Kemudian dengan India juga kita juga surplus USD 718,6 juta. Sedangkan ke Filipina kita surplusnya USD 713,9 juta," terang Margo.
Di sisi lain, angka perdagangan dengan beberapa negara seperti Australia, Thailand hingga Ukraina justru tercatat minus.
"Kalau dilihat defisitnya, kita defisit ke Australia cukup besar, pada September ini USD 529,7 juta. Kemudian dengan Thailand kita juga defisit sebesar USD 346,8 juta, ke Ukraina kita defisit USD 247,2 juta," papar Margo.
Advertisement