Mahasiswa Muntah dan Sesak Napas Usai Dibanting Polisi, Apa Penyebabnya?

Mahasiswa yang dibanting polisi saat unjuk rasa peringatan HUT Kabupaten Tangerang ke-389, MFA, masih menjalani perawatan di rumah sakit dan mengalami gejala muntah serta sesak napas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Okt 2021, 13:25 WIB
HUT Kabupaten Tangerang diwarnai aksi protes mahasiswa. Bahkan ada dugaan telah terjadi kekerasan aparat kepada pendemo. (Foto:Liputan6/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa yang dibanting polisi saat unjuk rasa peringatan HUT Kabupaten Tangerang ke-389, MFA (20), masih menjalani perawatan di rumah sakit. MFA mengalami  muntah serta sesak napas.

"Pundak leher kayak enggak bisa digerakin, sama kepala agak kliyengan. Sama tadi pagi sedikit muntah-muntah sama engap (sesak nafas)," kata MFA dalam sebuah rekaman.

Terkait gejala ini, Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Edy Purnomo tak dapat memberi banyak tanggapan karena banyak kemungkinan terkait kondisi kesehatan yang dialami MFA.

“Saya tidak bisa jawab karena kemungkinannya terlalu banyak,” ujar Edy kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Jumat (15/10/2021).

Ia menambahkan, untuk memprediksi atau mengetahui kondisi MFA, maka perlu pemeriksaan yang lengkap mulai dari pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang.

Dengan kata lain, berbagai kemungkinan kondisi MFA tidak dapat diprediksi atau didiagnosis hanya bermodalkan gejala muntah dan sesak napas.


Kondisi MFA

Kondisi MFA yang terbaring di rumah sakit dibenarkan oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. Dia bersama Kapolresta Tangerang, Kombes Wahyu Sri Bintoro, yang membawa korban ke Ciputra Hospital, untuk persiapan medical ceck up menyeluruh.

"Dia harus rawat inap untuk persiapan general check up. Nanti akan jalani pemeriksaan, salah satunya ada cek darah juga. Ini untuk memastikan kondisinya," katanya, Jumat (15/10/2021), mengutip News Liputan6.com.

Sementara itu, sebelum dilakukan pemeriksaan di Ciputra Hospital, MFA juga dilakukan cek kesehatan dan kondisinya di Rumah Sakit Harapan Mulya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.


Memiliki Komorbid

Menurut Komite Medik Rumah Sakit Harapan Mulya, dr Effie Koesnandar, berdasarkan hasil pemeriksaan, nyeri atau pusing yang dialami MFA juga bisa disebabkan oleh komorbid atau penyakit penyerta yang dialaminya.

"Jadi ternyata MFA ini ada komorbidnya, dan sedang menjalani pengobatan juga. Dan gejala yang dirasanya kini sama dengan gejala komorbidnya. Tapi, untuk memastikan lebih jelas, kita minta untuk general check up," jelasnya.

Di samping itu, memang di tubuh MFA terdapat memar di bagian leher dan pundak, yang diduga itu muncul pascakekerasan yang dialaminya oleh Brigadir NP.

"Ada memar di lehernya, pundak juga, dan untuk memastikan secara detail, harus general check up," pungkasnya.


Infografis Target Program Nasional Vaksinasi COVID-19

Infografis Target Program Nasional Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya