Mahasiswa yang Dibanting Polisi Masih Sempat Pergi ke Kampus Ikut Ujian

Insiden mahasiswa MFA dibanting ke jalan oleh Brigadir NP terjadi pada Rabu siang, 13 Oktober 2021.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 15 Okt 2021, 13:55 WIB
HUT Kabupaten Tangerang diwarnai aksi protes mahasiswa. Bahkan ada dugaan telah terjadi kekerasan aparat kepada pendemo. (Foto:Liputan6/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - MFA (20), mahasiswa yang jadi korban banting Brigadir NP pada aksi demo di Puspemkab Tangerang, sempat masuk kuliah dan mengikuti ujian di kampus.

Insiden MFA dibanting ke jalan oleh oknum Polisi Brigadir NP terjadi pada Rabu siang, 13 Oktober 2021. Lalu, keesokan harinya atau pada Kamis, 14 Oktober 2021, mahasiswa itu berangkat ke kampusnya di Serang, Banten.

"Siang kuliah dan ujian di UIN Serang kok (diberitakan) kondisinya memburuk?" kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro, Jumat (15/10/2021).

Hal serupa juga diungkapkan tim dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Banten yang juga sempat mengunjungi rumah MFA di Kecamatan Cikupa, pada Kamis, 14 Oktober 2021. Namun pada saat tim ke rumah korban untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, yang bersangkutan tidak ada di tempat.

"Tapi saudara MFA tidak ada di rumah, dikarenakan sedang menyusun sidang skripsi di kampus UIN Banten dan Ayah dan Ibunya juga tidak ada di rumah," kata Ipda dr Triyono, selaku Kaur Yanmeddokpol Rumkit Bhayangkara Polda Banten.

Barulah pada malam hari, mahasiswa MFA diantar sang ayah, didampingi Kapolres dan Bupati Tangerang, bersama-sama ke Rumah Sakit Harapan Mulya, kemudian dirujuk ke Ciputra Hospital untuk menjalani general medical check up. 


Meminta maaf

MFA (20), mahasiswa yang menjadi korban oleh oknum Polisi Brigadir NF saat aksi unjuk rasa HUT Kabupaten Tangerang, menjalani pemeriksaan menyeluruh kesehatan di rumah sakit.

Sementara itu, oknum polisi pelaku pembanting mahasiswa pendemo yang melakukan demo saat HUT Kabupaten Tangerang, meminta maaf kepada korban dan keluarganya secara terbuka. Di hadapan awak media dan juga ayah kandung korban, MFA (20), Brigadir NP meminta maaf.

"Saya meminta maaf kepada Mas Fariz, atas perbuatan saya. Dan saya siap bertanggung jawab atas perbuatan saya. Sekali lagi saya meminta maaf atas berbuatan saya, kepada keluarga, dan saya siap bertanggung jawab," kata Brigadir NP di Mapolresta Tangerang, Rabu (13/10/2021).

Permintaan maaf tersebut langsung ditutup dengan salaman antara Brigadir NP dan korban MFA. Kemudian NP memeluk MFA sembari terus membisikkan permintaan maaf.

Sementara selama permintaan maaf tersebut, MFA terus memegang leher sebelah kanan dan kirinya. Dia tampak melakukan pijitan kecil untuk meredakan rasa sakit yang masih dirasanya.

Permintaan maaf Brigadir NP pun disambut MFA. "Sebagai sesama manusia, saya memaafkan," ujar MFA.

Sebelumnya, para mahasiswa menggelar aksi bertepatan dengan HUT ke 389 Kabupaten Tangerang. Mereka menyampaikan aspirasi berupa kritikan terhadap Peraturan Bupati nomor 47 tahun 2018 tentang jam operasional angkutan tambang yang dianggap tidak terealisasi dengan baik.

Awalnya aksi protes mahasiswa tersebut berjalan lancar, namun berbeda ketika mahasiswa memaksa masuk ke kantor Bupati Tangerang ingin menyampaikan aspirasi. Aksi tersebut pun memancing bersitegang dengan aparat gabungan yang berjaga di lokasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya