Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Pendis Kemenag) menggulirkan program Literasi Digital Madrasah. Program ini dilakukan berjenjang sesuai tingkatan, yaitu jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
"Program Literasi Digital Madrasah dilaksanakan sebagai upaya Kemenag dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi guru madrasah," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani dalam keterangannya, Jumat (15/10/2021).
Advertisement
Dia menyebut, guru madrasah memiliki peran sebagai garda terdepan dalam menyiapkan generasi masa depan. Oleh sebab itu, guru madrasah harus memiliki kualitas dan kompetensi yang unggul, terlebih dibidang literasi digital.
"Kita menghendaki guru madrasah yang memiliki kualitas dan kompetensi yang unggul. Kualitas guru yang unggul tentunya akan berdampak pula pada kualitas anak didik di madrasah," kata dia.
Dalam pelaksanaanya, Direktorat Guru dan Tenaga Kependisikan (GTK) Madrasah bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Pendidikan dan Telematika Indonesia (YPPTI). YPPTI merupakan sebuah lembaga yang konsen pada bidang pendidikan, telekomunikasi, dan informatika, serta pendampingan masyarakat.
Team Leader Literasi Digital Madrasah, Farid Saifuddin Zuhri mengatakan program Literasi Digital Madrasah dikemas dengan sistem luring dan daring diperuntukan bagi guru-guru madrasah seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan agar guru-guru madrasah bisa mendapatkan pemahaman dan penguatan materi literasi digital.
"Saat ini sudah pada tahap finalisasi modul dan bahan bacaan. Modul dan bahan digunakan oleh fasilitator di daerah dalam menyampaikan materi kepada guru-guru," kata Farid.
Sosialisasi
Farid menyebut, sosialisasi Gerakan Literasi Digital Madrasah sudah dilaksanakan. Sosialisasi dilakukan berjenjang.
Tahap pertama untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setingkat SD, tahap kedua untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setingkat SMP, dan tahap ketiga untuk jenjang Madrasah Aliyah (MA) setingkat SMA.
"Sosialisasi sudah kami laksanakan secara virtual dengan berjenjang. Sosialisasi menghadirkan Dirjen Pendis, Direktur GTK Madrasah, serta narasumber yang kompeten di bidang literasi digital. Alhamdulilalh lebih dari 6000 peserta ikut sosialisasi virtual," kata dia.
Setelah finalisasi modul, Farid menyebut tim akan melakukan Training of Trainer (ToT) bagi fasilitator daerah. Menurutnya, fasilitator daerah nantinya akan memberikan pelatihan langsung kepada guru dan tenaga kependidikan madrasah di daerah pilot project.
"Tahun 2021 ini ada dua daerah pilot project, yaitu Kabupaten Garut dan Kudus. Tahun depan (2022) semoga bisa lebih banyak lagi yang kita dampingi," pungkas Farid.
Advertisement