Liputan6.com, Medan Cuaca panas terik terasa di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) dalam beberapa hari terakhir. Terkait kondisi ini, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan berikan penjelasan.
Prakirawan Cuaca (Forecaster) BBMKG Wilayah I Medan, Christin A Matondang mengatakan, suhu tertinggi yang melanda Kota Medan dan sekitarnya tercatat pada 11 Oktober 2021, yaitu di angka 36 derajat celcius.
"Fenomena suhu ekstrem ini terjadi karena ada pola gangguan cuaca di kawasan Lautan Cina Selatan. Khususnya di kawasan perairan Filipina," kata Christin, Jumat (15/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskannya, gangguan cuaca tersebut seperti siklon tropis, sehingga menyebabkan massa udara tertarik ke daerah tersebut. Keberadaan siklon ini membuat massa udara yang harusnya basah menjadi lebih kering.
"Karena ada aktifitas di Laut Cina Selatan, dan kondisi suhu saat ini sebenarnya dampak tidak langsung," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Diprediksi Hingga Sepekan ke Depan
Menurut Christin, biasanya suhu pada Oktober tidak sampai setinggi itu. Namun karena adanya aktifitas siklon tropis membuat perbedaan dari tahun sebelumnya. Meski fenomena ini hanya sementara, amatan BBMKG untuk suhu ekstrem diprediksi akan bertahan hingga sepekan ke depan.
"Potensi hujan akan tetap ada, karena aktifitas siklonnya sudah mulai melemah. Untuk pertengahan dan akhir Oktober, peluang hujan semakin tinggi," sebutnya.
Dijelaskannya, pada September dan Oktober suhu di Medan rata-rata 32 derajat celcius, dan dalam beberapa hari ini suhu naik menjadi rata-rata 35 derajat. Peningkatan suhu tersebut bisa dikatakan sebagai suhu ekstrem.
Beberapa waktu lalu, bencana angin puting beliung sempat terjadi di beberapa daerah di Sumut hingga menyebabkan puluhan rumah milik warga rusak. Hujan deras dan angin kencang adalah dampak dari fenomena suhu ekstrem yang terjadi.
"Terjadi akumulasi energi panas dan hujan akan memunculkan potensi angin kencang, petir, dan puting beliung. Seperti efek penyimpanan panas, yang terakumulasi. Potensi hujan lebih intens diprediksi terjadi akhir Oktober," terang Christin.
Advertisement
Imbauan Kepada Masyarakat
Kepada masyarakat, diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan. Jika terpaksa, masyarakat diimbau untuk mengkonsumsi air untuk mencegah dehidrasi. Masyarakat juga diimbau waspada dengan potensi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
"Diimbau juga kepada masyarakat, jangan sampai melakukan aktifitas pembakaran lahan," tandasnya.