Beban Puncak Listrik Jawa Bali Tembus 28.093 MW, Lampaui Rekor 2 Tahun

Beban puncak Listrik Jawa Bali mencapai 28.093 Mega Watt (MW), dinilai menandakan pemulihan ekonomi masyarakat.

oleh Arief Rahman H diperbarui 15 Okt 2021, 20:51 WIB
Menghadapi kenaikan konsumsi listrik seiring mobilitas masyarakat, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini melakukan sidak ke unit-unit di Jawa Barat. Dok PLN

Liputan6.com, Jakarta Beban puncak Listrik Jawa-Bali mencapai 28.093 MW pada 14 Oktober 2021. Pencapaian ini melebihi rekor beban puncak pada 2019 dan 2020.

Menghadapi kenaikan konsumsi listrik seiring mobilitas masyarakat, Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini melakukan sidak ke unit-unit di Jawa Barat.

Dalam inspeksinya tersebut, ia memastikan layanan listrik kepada pelanggan andal untuk menyambut pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19.

"Saya ingin melihat kesiapan unit-unit yang ada di PLN mengingat konsumsi listrik meningkat dari waktu ke waktu. Kita bersyukur tadi malam beban puncak PLN (di Jawa, Madura dan Bali) telah melewati 28 Giga Watt (GW), lebih tinggi dari 2020 dan 2019 sebelum Covid-19," ujar Zulkifli, dalam keterangan resmi, Jumat (15/10/2021).

Dengan  beban puncak Listrik Jawa Bali mencapai 28.093 Mega Watt (MW), Zulkifli menilai hal itu menandakan pemulihan ekonomi masyarakat.

Angka ini lebih baik dibandingkan 2019 yang sebesar 27.973 MW. Bahkan kondisi yang masih sama-sama pandemi, di 2020 tercatat beban puncak malam hanya 26.737 MW pada Januari silam.

Khusus di Jawa Barat, konsumsi listrik bulan September tercatat tumbuh 6,84 persen dibandingkan September 2020. PLN memperkirakan adanya peningkatan konsumsi listrik diproyeksikan mencapai lebih dari 52.293 GWh pada Desember 2021.

"Kami memastikan seluruh insan PLN siap melayani pelanggan. Apalagi beban puncak terus meningkat dan juga penjualan energi listrik kita meningkat, kita harus siap menyongsong ekonomi Indonesia yang menggeliat dan membaik," katanya.

Terlebih lagi, saat ini jumlah pelanggan PLN di Jawa Barat mencapai 15.598.243 pelanggan atau tertinggi se-Indonesia.

Dari total pelanggan tersebut, sekitar 14,5 juta adalah pelanggan rumah tangga, pelanggan bisnis 679 ribu pelanggan, sosial 326 ribu pelanggan, pemerintah 107 ribu pelanggan, industri 16 ribu pelanggan, dan layanan khusus 3,8 ribu pelanggan.

"Akan sangat sulit untuk melayani pelanggan berjumlah itu apabila tidak menggunakan teknologi. Jadi dalam hal ini kita menggunakan digitalisasi untuk melayani pelanggan kita," ungkap Zulkifli.

 


Transformasi

Menghadapi kenaikan konsumsi listrik seiring mobilitas masyarakat, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini melakukan sidak ke unit-unit di Jawa Barat. Dok PLN

PLN melakukan transformasi dengan Customer Focus sebagai salah satu aspirasinya. Melalui PLN Mobile, Zulkifli memastikan semua pelanggan bisa mendapatkan kemudahan dalam menjangkau PLN.

Sejak diluncurkan pada akhir 2020, PLN Mobile sudah diunduh lebih dari 11 juta pelanggan, itu berarti rata-rata 1 juta pelanggan per bulan. Dia pun menargetkan pada Desember 2021 nanti jumlah pengguna PLN Mobile sudah mencapai 15 juta.

"Itu cara paling mudah untuk melayani pelanggan dan meningkatkan bisnis. Orang komplain, cek tagihan, tambah daya, pasang internet lewat situ. Satu genggam kita selesaikan semua permasalahan pelanggan," ujar Zulkifli.

Di sisi lain, Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Madura dan Bali Haryanto WS memastikan semua pembangkit dalam kondisi prima dan optimal.

Saat ini reserve margin Jawa dan Bali bahkan sangat cukup untuk menyambut kedatangan investor untuk berbisnis di Indonesia.

Tak hanya itu, PLN juga siap melayani para pelanggan yang akan melakukan tambah daya. Terlebih di Jawa Barat akan banyak data center di Karawang dan Cikarang.

"Kami memastikan pasokan listrik cukup dan andal untuk menjawab kebutuhan semua pelanggan. Tak hanya andal, tahun depan PLN juga akan mulai menghadirkan listrik berbasis energi bersih untuk menambah pasokan listrik ramah lingkungan," ujar Haryanto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya