Studi: Lebih dari 50 Persen Penyintas Covid Alami Gejala hingga 6 Bulan Setelah Pemulihan

Sebuah studi menunjukkan penyintas Covid masih merasakan gejala bahkan hingga 6 bulan setelah pemulihan

oleh Sulung Lahitani diperbarui 18 Okt 2021, 08:07 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 236 juta orang telah pulih dari infeksi virus Covid-19 di seluruh dunia sejak Desember 2019. Lebih dari setengah dari orang-orang ini akan mengalami gejala pasca-covid yang juga dikenal sebagai long covid hingga enam bulan setelah pulih. Demikian menurut sebuah penelitian terbaru.

Gejala covid yang berkepanjangan ini antara lain kelelahan, kesulitan bernapas, nyeri dada, nyeri pada persendian, serta hilangnya penciuman dan perasa.

Menurut laporan TimesofIndia, penelitian tersebut dilakukan oleh tim peneliti dari Pennsylvania State University di AS. Para peneliti memeriksa 57 studi glocal yang melibatkan 250. 351 orang yang tidak divaksinasi yang pulih dari infeksi COVID-19 antara Desember 2019 hingga Maret 2021.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Hasil penelitian

Ilustrasi vaksin pada ibu hamil (pexels.com/Frank Meriño)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa dan anak-anak sama-sama dapat mengalami masalah kesehatan yang merugikan selama enam bulan atau bahkan lebih lama setelah sembuh dari infeksi COVID-19.

Komplikasi memengaruhi kesejahteraan umum pasien, mobilitas atau sistem organ. Sementara secara keseluruhan, satu dari dua penyintas, yakni 50 persen, menderita gejala Covid-19 yang berkepanjangan.

 


Masalah long covid

Ilustrasi virus corona, COVID-19, Long COVID. (Photo by kjpargeter on Freepik)

Orang-orang ini melaporkan penurunan berat badan, kelelahan, demam, nyeri dan satu dari lima orang yang selamat mengalami penurunan mobilitas.

Enam dari sepuluh orang yang selamat memiliki kelainan pencitraan dada dan seperempat pasien mengalami kesulitan bernapas. Nyeri dada dan palpitasi juga termasuk di antara kondisi yang sering dilaporkan.

Dan satu dari lima pasien mengalami ruam atau rambut rontok. Kehilangan nafsu makan, sakit perut, muntah dan diare juga merupakan beberapa masalah pencernaan yang sering dilaporkan.

Pertempuran dengan COVID tidak berakhir setelah pemulihan dari infeksi akut. Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah terinfeksi dari covid dan mengurangi peluang Anda untuk infeksi terobosan.

 


Sebab terjadinya long covid

Ilustrasi Tes Covid-19 Credit: pexels.com/Polina

Mekanisme di balik gejala yang menetap ini belum sepenuhnya dipahami. Para peneliti percaya bahwa overdrive sistem kekebalan yang dipicu oleh virus, infeksi yang berkepanjangan, infeksi ulang atau peningkatan produksi antibodi dapat menjadi alasannya.

Intervensi dini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup banyak penyintas COVID-19. Dikatakan bahwa di tahun-tahun mendatang, penyedia layanan kesehatan kemungkinan akan melihat masuknya pasien dengan masalah kejiwaan dan kognitif, seperti depresi, kecemasan dan gangguan stres pasca-trauma, pada orang yang sehat (sebelum terinfeksi COVID- 19).

 


Cara mengatasi gejala umum long Covid

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19 Fernando Zhiminaicela via Pixabay (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengelola gejala long Covid yang Anda alami:

Mengelola kelelahan dan sesak napas

Jangan memaksakan diri dan perlahan kembali bekerja dan rutinitas normal Anda. Jangan melakukan tugas yang akan membebani Anda. Prioritaskan pekerjaan di bagian hari itu ketika Anda memiliki energi paling banyak.

Lakukan penguatan paru-paru, latihan pernapasan, dan yoga asana. Jangan melakukan aktivitas yang membuat Anda tegang dan lelah.

Meringankan gejala seperti sakit dan nyeri

Peradangan yang disebabkan oleh virus dapat bertahan selama beberapa minggu. Gejala-gejala ini dapat dikelola dengan menggunakan kompres hangat/dingin.

Mengelola kabut otak dan masalah memori

Dikatakan bahwa infeksi virus dapat berdampak pada otak, juga dapat menyebabkan banyak masalah kognitif dan memori. Ini bersifat sementara.

Sementara itu, Anda bisa mulai mencatat hal-hal yang penting dan tidak boleh Anda lewatkan. Pisahkan dan prioritaskan tugas.

Mendapatkan kembali indra penciuman dan perasa Anda

Sementara kebanyakan orang mendapatkan kembali indra perasa dan penciuman mereka kembali dalam 6-8 minggu. Anda dapat mencoba pelatihan penciuman dan aromaterapi untuk mendapatkan kembali indra penciuman Anda.

Tips

Skrining pasca-COVID, pemeriksaan dokter, dan tes juga membantu untuk memastikan kesehatan Anda dan mendapatkan perawatan yang tepat. Diet yang baik adalah suatu keharusan untuk pemulihan yang cepat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya