Hoaks Pengaruhi Minat Warga di Gambia Ikut Vaksinasi Covid-19

Sebagian warga di Gambia mengaku takut divaksin Covid-19 karena terpengaruh kabar hoaks.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 17 Okt 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Informasi palsu atau hoaks ternyata mempengaruhi minat warga di Gambia untuk mengikuti vaksin virus corona Covid-19. Sebagian warga khususnya wanita mengaku takut disuntik vaksin Covid-19.

Salah satunya adalah Lucy Jarju. Perempuan berusia 53 tahun itu tidak mau divaksin karena takut akan efek yang ditimbulkan. Ia mengaku, mendengar banyak orang yang lemas dan tidak bisa beraktivitas usai disuntik vaksin Covid-19.

"Jika saya mengambil vaksin dan saya tidak bisa bergerak lagi, apa yang akan saya lakukan? Saya tidak memiliki siapa pun untuk membantu saya, itu sebabnya saya takut," kata Jarju dikutip dari africanews.com, Minggu (17/10/2021).

Sama halnya dengan Jarju, Oumie Sambou mengaku, ragu dengan vaksin Covid-19. Dia lebih takut divaksin daripada virus itu sendiri, setelah mendengarkan informasi kontroversial, desas-desus, dan berita palsu yang beredar di media sosial dan di antara teman-teman mereka.

"Saya tidak yakin untuk menerima vaksin itu," ucap Sambou.

Sebagian wanita lainnya mengaku takut tidak bisa memiliki anak ketika menerima suntikan vaksin Covid-19. Sedangkan sebagian wanita hamil juga menolak ikut disuntik. Mereka beralasan, vaksin membahayakan bagi kandungan.

Terlepas dari kekhawatiran yang merajalela tentang kehamilan dan kesuburan, tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 memengaruhi peluang seorang wanita untuk hamil.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat melacak, puluhan ribu wanita yang diimunisasi dan tidak menemukan perbedaan dalam hasil kehamilan mereka.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya