Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level tertinggi intraday dalam lima tahun pada periode 11-15 Oktober 2021.
Pada pekan ini, IHSG sentuh posisi tertinggi 6.680 dan terendah 6.504,01. Mengutip riset mingguan PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG sentuh positif level tertinggi intraday pada pekan ini memicu pertanyaan tentang apakah IHSG memasuki siklus bullish baru.
Berdasarkan bukti-bukti pada 2021, penguatan IHSG terlambat karena indikator makro utama ekonomi telah menunjukkan tingkat menarik bagi investor institusi asing untuk kembali masuk ke Indonesia.
Namun, hal yang menjadi pertanyaan apakah reli terus berlanjut? Pertama, aliran dana masuk ke Indonesia mencapai US 2,9 miliar atau sekitar Rp 40,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.076 per dolar AS) year to date (ytd). Hal ini masih belum mengimbangi arus keluar yang terjadi sejak 2017. Masih dibutuhkan aliran dana masuk ke Indonesia sekitar USD 3,5 miliar.
Baca Juga
Advertisement
"Jika aliran dana USD 1 miliar bisa mendorong IHSG naik 5 persen (mtd),ini mungkin menawarkan risiko dalam harga aset ekuitas seharusnya, aliran dana investor asing mengimbangi posisi saham negatif pada bulan-bulan ke depan,” tulis Ashmore, Minggu, (17/10/2021).
Selain makro ekonomi yang kuat dari Indonesia, faktor pendorong lainnya untuk investor asing datang dari rotasi di Asia masuk ke negara berkembang dari China. China melakukan tindakan keras terhadap sejumlah sekor saham.
Kedua,saham kapitalisasi pasar besar pun mulai naik setelah tertinggal. Kinerja indeks LQ45 masih turun 0,7 persen secara year to date. Sementara itu, kinerja ytd, IHSG naik 5,9 persen. Dalam satu bulan terakhir, indeks LQ45 naik 12,5 persen, sedangkan IHSG menguat 8,5 persen.
"Kami melihat potensi kenaikan dari amnesti pajak tahap II yang mungkin bisa segera repatriasi aset dan uang tunai. Pada tahap pertama pengampunan pajak, realisasi repatriasi mendekati USD 10 miliar pada 2018 yang membantu dorong permintaan aset lokal,” demikian mengutip dari riset itu.
Optimalkan Imbal Hasil
Secara keseluruhan, aliran dana investor asing masuk ke Indonesia sebagai awal. Ada permintaan yang belum ditampilkan dalam data ritel Indonesia seiring harga komoditas meningkat signifikan.
"Dengen pengelolaan portofolio aktif, kami tetap optimistis terhadap kemampuan kami untuk optimalkan imbal hasil. Beberapa sektor memiliki kinerja kurang baik akhir-akhir termasuk ekonomi baru dan teknologi. Kami terus fokus untuk menemukan valuaisi saham untuk menawarkan alfa yang solid,” tulis Ashmore.
Advertisement