Bursa Saham Asia Merosot, Investor Menanti Rilis Data Ekonomi China

Bursa saham Asia tergelincir pada perdagangan Senin, 19 Oktober 2021 seiring investor menanti rilis data ekonomi China.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Okt 2021, 08:26 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin pagi (18/10/2021) seiring investor menanti rilis data ekonomi China.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,18 persen pada awal sesi perdagangan. Sementara itu, indeks Topix susut 0,13 persen. Indeks Korea Selatan Kospi tergelincir 0,45 persen.

Indeks saham di Australia juga melemah. Indeks ASX susut 0,1 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah. Demikian mengutip dari laman CNBC, Senin pekan ini.

Investor juga akan menanti rilis data ekonomi China pada awal pekan ini termasuk produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2021 dan penjualan ritel pada September 2021.

Di sisi lain, harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak berjangka Amerika Serikat naik 1,05 persen menjadi USD 83,14 per barel. Harga minyak Brent berjangka mendaki 0,67 persen ke posisi USD 85,43 per barel.

Saham perusahaan minyak juga naik pada perdagangan awal pekan ini. Saham Beach Energy naik 2,77 persen. Sementara itu, saham Santos naik 1,09 persen. Saham Inpex mendaki 4,05 persen di Jepang.

Indeks dolar Amerika Serikat berada di posisi 93,95. Indeks ini melemah dari posisi sebelumnya 94,2. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,28 per dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Wall Street Menguat pada 16 Oktober 2021

Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 15 Oktober 2021. Hal ini seiring laporan pendapatan kuartal III perusahaan yang lebih baik dari perkiraan mendorong indeks Dow Jones mencatat kinerja mingguan terbaik sejak Juni 2021.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 382,20 poin atau sekitar 1,1 persen menjadi 35.294,76. Indeks S&P 500 bertambah 0,8 persen menjadi 4.471,37. Indeks Nasdaq menguat 0,5 persen menjadi 14.897,34.

Tiga indeks utama ditutup menguat dan positif sepanjang Oktober 2021. Indeks Dow Jones naik 0,9 persen, di bawah tertinggi level sepanjang masa. Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun 1,6 persen dan 3,3 persen dari rekor tertinggi.

Musim laporan laba kuartal III 2021 berlanjut pada Jumat pekan ini. Laporan keuangan Goldman Sachs mengalahkan secara signifikan baik pendapatan dan laba. Saham Goldman naik 3,8 persen dan masuk top gainers atau alami kenaikan terbesar di Dow Jones.

Selain Goldman Sachs, sejumlah bank-bank besar lain telah rilis laporan keuangan pada awal pekan ini. JPMorgan, Bank of America, Morgan Stanley, dan Citigroup termasuk di antara perusahaan yang melampaui harapan.

“Bank melukiskan gambaran yang kuat dan sehat dari konsumen Amerika Serikat,” ujar Analis Senior Oanda, Edward Moya dilansir dari CNBC, Sabtu, 16 Oktober 2021.

Ia menambahkan, wall street tidak berbalik arah negatif pada ekonomi setelah melihat rilis cadangan, pendapatan perdagangan, pertumbuhan pinjaman yang beragam, dan konsumen yang mau mengambil utang.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya