Bangun Gizi Lebih Baik dengan Terobosan Sistem Pangan Berkelanjutan

Pentingnya terobosan sistem pengan berkelanjutan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 18 Okt 2021, 16:00 WIB
Pedagang menunggui dagangannya di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Rabu (11/8/2021). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memutuskan untuk menjadikan sertifikat vaksinasi Covid-19 sebagai syarat memasuki berbagai tempat umum, termasuk pasar tradisional. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Upaya membangun gizi lebih baik, salah satunya dengan sejumlah terobosan sistem pangan berkelanjutan. Sistem pertanian pangan berkelanjutan adalah sebuah sistem yang mana berbagai makanan yang bergizi, seimbang, dan aman tersedia dengan harga yang terjangkau untuk semua orang.

Menurut Perwakilan FAO Indonesia, Rajendra Aryal, pada situasi tersebut, tidak ada yang kelaparan, menderita kekurangan gizi atau obesitas dalam bentuk apa pun. Di Indonesia, FAO bekerja sama dengan Pemerintah dan berkontribusi untuk memastikan pembangunan pertanian pangan berkelanjutan.

Sejak tahun 2019, FAO bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) untuk menganalisis sistem pertanian pangan nasional dan memberikan beberapa rekomendasi  peningkatan kapasitas sistem pertanian pangan nasional yang berkelanjutan.

"Dukungan terhadap berdirinya Badan Pangan Nasional yang mengoordinasikan masalah terkait sistem pertanian pangan serta peningkatan kapasitas terkait perencanaan sistem pertanian pangan merupakan bagian dari dukungan FAO kepada BAPPENAS," kata Rajendra melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Senin (18/10/2021).

Pada sektor peternakan dan kesehatan hewan, FAO bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) sejak tahun 2006 dengan dukungan USAID dan mitra internasional lainnya untuk mencegah, mendeteksi dan mengendalikan berbagai ancaman kesehatan global.

Ancaman kesehatan, seperti flu burung, rabies dan resistansi antimikroba dapat menular dari hewan kepada manusia melalui sistem pertanian pangan. Pertanian keluarga, desa organik, pertanian konservasi dan pertanian digital juga merupakan kerja sama FAO dengan Kementrian Pertanian yang menjadi sorotan beberapa tahun belakangan ini.


Sistem Pangan Berkelanjutan Sektor Perikanan

Ilustrasi Daging Ikan Credit: pexels.com/Marry

Sistem pangan berkelanjutan pada produksi ikan di ekosistem laut dan perairan darat, FAO bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mendorong konservasi dan praktik perikanan berkelanjutan.

Terobosan dari upaya kolektif tersebut adalah IIFGIS (Integrated Inland Fisheries Geographic Information System) berbasis wilayah pengelolaan perikanan perairan darat (WPP-PD) Indonesia. Sistem ini mengintegrasikan sistem informasi geospasial dan data statistik untuk mendukung sistem pemantauan dan penilaian data perikanan darat, serta ketertelusuran.

Ketertelusuran selalu menjadi isu utama dalam sektor perikanan. FAO berkomitmen bekerja sama dengan KKP dan memberikan dukungan teknis untuk meningkatkan ketertelusuran di sektor perikanan. Hal ini berkontribusi pada four betters ( produksi, gizi, lingkungan, kehidupan yang lebih baik) yang merupakan tema Hari Pangan Sedunia yang jatuh tiap 16 Oktober.

FAO juga mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melestarikan hutan dan lahan gambut untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

“Kita membutuhkan tindakan kolektif untuk mengubah sistem pertanian pangan kita. Setiap orang harus memahami bahwa perlakuan mereka terhadap makanan mempengaruhi sistem pangan. Transformasi global hanya bisa terjadi jika dimulai dari individu," tambah Rajendra Aryal.

"Cara Anda memilih, memproduksi, mengonsumsi, dan membuang makanan Anda memengaruhi orang lain. Kita perlu bertindak, dan sekarang, mari kita bersama-sama berusaha dalam kapasitas apa pun yang kita bisa."


Infografis Benarkah Covid-19 Bisa Menyebar Melalui Makanan?

Infografis Benarkah Covid-19 Bisa Menyebar Melalui Makanan? (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya