Apa Itu Euforia? Kenali Jenis dan Penyebabnya

Euforia adalah keadaan bahagia yang berlebihan, berada di luar respons emosional normal dalam situasi tertentu karena berbagai sebab.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2021, 23:30 WIB
Ilustrasi perasaan senang berlebihan atau euforia. Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Merasakan bahagia mungkin dianggap biasa bagi semua orang, namun bagi beberapa orang yang mengalami perasaan terlalu bahagia itu ternyata tidak sehat. Perasaan itu biasa disebut euforia.

Lantas, apa itu euforia? Berikut penjelasan, jenis, dan penyebabnya.

Dilansir Medindia, Senin (18/10/2021), euforia adalah keadaan mental dan emosional yang membuat seseorang sangat bahagia, bersemangat, dan percaya diri. Perasaan bahagia yang intens ini lebih dari yang biasanya dirasakan.

Euforia dapat dialami orang yang menderita gangguan bipolar pada fase manik maupun pada depresi unipolar. Hal ini juga dapat terjadi pada gangguan mental lain, seperti gangguan kepribadian siklotimik dan skizofrenia, kondisi yang tidak dapat membedakan persepsi realitas.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jenis-Jenis Euforia

Ilustrasi konser musik. (Photo by Hanny Naibaho on Unsplash)

1. Euforia yang disebabkan musik

Musik adalah stimulus abstrak yang dapat merangsang perasaan euforia, kesenangan yang meningkat, dan menambah gairah. Hal ini terjadi karena adanya rangsangan dari otak.

2. Euforia yang disebabkan olahraga

Olahraga yang berkelanjutan seperti aerobik dapat menyebabkan euforia. Selain aerobik, lari jarak jauh juga bisa menyebabkan euforia, yang biasa disebut "runner's high."

3. Euforia akibat obat

Obat-obatan psikedelik dapat menyebabkan keadaan euforia. Mekanisme kerjanya tergantung pada sekresi dopamin sebagai akibat dari stimulasi pusat otak.

4. Euforia karena seks

Suatu keadaan euforia sering dialami saat berhubungan seksual. Ini terjadi karena stimulasi pusat kesenangan di sistem limbik otak.

5. Euforia disebabkan hipoksia

Hipoksia adalah tidak adanya cukup oksigen dalam jaringan untuk mempertahankan fungsi tubuh, seperti mencekik yang dapat membuat otak kekurangan oksigen. Jika sengaja dilakukan dalam waktu singkat, itu dapat menyebabkan keadaan euforia.

Namun, ini adalah perilaku yang sangat berisiko karena secara tidak sengaja dapat menyebabkan kematian. Selain mencekik, perasaan takut akan ketinggian juga bisa menyebabkan euforia.


Penyebab Euforia

ilustrasi perasaan senang (Sumber: Unsplash) / Allef Viniciusa

Penyebab alami euforia pada dasarnya merupakan berbagai hal yang menimbulkan perasaan bahagia. Penyebab lain adalah faktor kesengajaan dalam menggunakan obat-obatan tertentu atau kelainan fisik pada otak.

Gangguan mental, termasuk depresi unipolar, gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan kepribadian siklotimik, juga bisa jadi pemicu lain.

Kemudian, kecanduan atau penyalahgunaan narkoba, seperti kokain, ganja (marjuana), amfetamin, heroin, morfin, kodein, oksikodon, fentanil, lysergic acid diethylamide (LSD) dan mescaline pun bisa menciptakan euforia.

Kebiasaan buruk, misalnya terlalu berlebihan dalam mengonsumsi alkohol, nikotin, dan kafein, juga berdampak serupa. Gangguan neurologis, seperti kejang, migrain, cedera kepala, atau pernah mengalami perawatan oleh ahli saraf maupun ahli bedah saraf pun bisa jadi penyebab lain euforia.

Meski euforia disebabkan banyak kondisi, namun hanya sebagian kecil yang benar-benar dapat dicegah. Misalnya, dengan tidak memulai kebiasaan buruk seperti minum alkohol dan penggunaan narkoba sejak awal. Ini dapat dilatih dengan pengendalian diri dan memulai gaya hidup yang sehat.

Penulis: Vania Dinda Marella


Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya