Liputan6.com, Ciboleger Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) meneliti vaksin COVID-19 mana yang terbaik untuk booster masyarakat umum.
Hal itu seperti disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu. Saat ini pemerintah sedang merancang vaksinasi booster yang direncanakan diberikan pada 2022.
Baca Juga
Advertisement
"Kita, Indonesia merancang nanti masuk vaksinasi booster. Memang diharapkan kita dapat booster di bulan Januari 2022 semua. Tapi prioritas untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan," terang Maxi saat ditemui acara vaksinasi masyarakat Baduy di Ciboleger, Kabupaten Lebak, Banten, ditulis Senin (18/10/2021).
"Sekarang Pak Menteri (Menkes Budi Gunadi Sadikin) lagi minta teman-teman di ITAGI untuk melakukan penelitian, vaksin COVID-19 mana yang paling bagus untuk booster."
Perihal apakah Vaksin Merah Putih dijadikan booster atau tidak, Maxi kembali menegaskan, hal itu masih dalam penelitian.
"Ya, hal itu masih juga dalam penelitian, apakah (jenis penggunaan vaksin COVID-19) homolog atau heterolog--mencampur vaksin," tegasnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Target Selesai Penelitian Desember 2021
Menurut Maxi Rein Rondonuwu, penelitian ITAGI soal vaksinasi booster ditargetkan selesai pada Desember 2021. Hasil penelitian tersebut akan menentukan merek vaksin untuk booster.
"Mudah-mudahan, target Desember 2021, penelitian yang diminta Pak Menteri (Menkes Budi Gunadi Sadikin) selesai, sehingga kita ada dasar untuk mengajukan booster," terangnya.
"Tapi prioritas yang ditanggung Pemerintah adalah PBI ya."
Permintaan penelitian booster untuk masyarakat umum ini juga melihat hasil studi terkait kinerja vaksin Sinovac terhadap tenaga kesehatan. Bahwa setelah 6 bulan, kemanjuran vaksin Sinovac menurun dan booster diperlukan.
Saat ini, booster ditujukan kepada tenaga kesehatan yang berjuang menangani COVID-19. Hal ini sebagai upaya memberikan perlindungan lebih.
"Kalau lihat penelitian vaksin Sinovac yang tenaga kesehatan, 6 bulan (kemanjuran) menurun. Kalau penelitian AstraZeneca, 6 bulan (kemanjuran) bertahan Jadi, kita tunggu saja nanti hasil penelitian ITAGI soal booster," imbuh Maxi.
Advertisement