Mengapa Warga Korea Selatan Hanya Boleh Belanja 1 Tas Chanel per Tahun?

Gerai Chanel di Korea Selatan disebut sering menaikkan harga barangnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2021, 20:06 WIB
Ilustrasi tas Chanel. (dok. Laura Chouette/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Jika brand fesyen umumnya senang dengan kehadiran pembeli yang memborong produknya, tidak demikian dengan Chanel di Korea Selatan. Jenama asal Prancis itu kini membatasi jumlah pembelian tas oleh pelanggan mereka, maksimal satu tas per tahun.

Menurut Hankook Ilbo, surat kabar haria Korea Selatan, Chanel Korea menerapkan kebijakan bahwa setiap pelanggan hanya dapat membeli satu tas flap Timeless Classic dan satu tas tangan Coco Handle per tahun. Aturan yang sama juga berlaku untuk barang-barang yang dikategorikan sebagai barang berbahan kulit ukuran kecil, terutama dompet dan pouch, jika pelanggan ingin lebih dari satu model yang sama untuk kategori ini.

Dikutip dari South China Morning Post, Senin (18/10/2021), langkah itu diambil menyusul peningkatan penjualan kembali (reselling) tas Chanel. Ada fenomena yang muncul di negeri ginseng terkait produk dari brand tersebut, yakni melakukan open run

Open run merupakan aksi sejumlah orang secara bersama-sama dan cepat memasuki sebuah toko sesaat toko tersebut dibuka. Mereka umumnya mengantre berjam-jam untuk memasuki toko secepat mungkin agar peluang mendapat barang yang diinginkan semakin tinggi.

Sistem open run ini sangat kompetitif, para reseller mulai mengantre di depan toko di Myeong-dong dengan menggunakan kursi kemah. Mereka menunggu hingga pintu toko terbuka dan langsung berlarian ke enam atau tujuh mal di distrik tersebut.

Pelanggan yang membeli seperti ini, tidak hanya menginginkan tas untuk dirinya sendiri, tetapi juga akan menjual kembali tas tersebut dengan harga yang lebih tinggi di tempat lain. Selisih harga jualnya sekitar 300 hingga 400 dolar AS atau hampir mencapai Rp4,3juta - Rp5,7 juta.

Sistem itu membuat sejumlah orang lelah dan akhirnya bersedia untuk membayar lebih demi mendapatkan tas impiannya.

"Saya sangat lelah dengan open run. Saya tidak punya waktu, mereka menyusahkan dan menghabiskan tenaga," ujar salah satu pengguna yang mengunggah di Chicment, situs forum di Naver untuk berbagi informasi mengenai barang-barang mewah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Naikkan Harga

Detail tas yang dibawa Duchess of Cambridge, Kate Middleton saat mengunjungi Natural History Museum di London, Rabu (9/10/2019). Tas Chanel bergaya klasik itu seharga 3.00 pound sterling atau hampir mencapai 50jutaan. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth, pool)

Sementara itu, pengguna lainnya menuliskan bahwa ia bersedia membayar kepada para reseller dengan harga 250 hingga 340 dolar Amerika Serikat atau setara dengan 3,5 juta hingga 4,8 juta rupiah, mengingat sulitnya melakukan open run hanya untuk masuk ke toko.

Dilansir dari Business Insider, dengan melakukan open run, para ‘reseller’ dapat menghasilkan 90 hingga 270 dolar (Rp1,2 juta hingga Rp3,8 juta) per barang jika mereka berhasil mendapatkan tas yang diinginkan oleh klien mereka. Keuntungan ini cukup lumayan sebagai pekerjaan sampingan.

Chanel sering menaikkan harga di Korea, tetapi para pelanggan terlihat tidak menghiraukan hal tersebut. Menurut analis pasar, pandemi ini memberikan efek kepada masyarakat yang gemar akan barang-barang mewah karena keinginan mereka untuk melakukan ke luar negeri tidak bisa terpenuhi.

 

 


Bukan Satu-satunya

Dalam kesehariannya, pelantun lagu "Kill This Love" ini lebih sering tampil santai seperti dengan kaos dan celana kain hitam ini. Dipadukan dengan tas Chanel dan sepatu kets putih, penampilannya modis. (Liputan6.com/IG/@jennierubyjane)

Chanel bukanlah satu-satunya merek mewah yang membatasi pembelian per orang. Sebut saja, Hermès mengizinkan setiap pelanggan untuk membeli hingga dua tas dengan desain yang sama per tahunnya. Rolex, jenama jam tangan mewah membatasi pembelian per orang hanya satu atau dua jam tangan setiap tahun.

Pada 2020, pasar barang mewah di Korea Selatan merupakan yang terbesar dalam urutan ketujuh. Nilainya diperkirakan akan melampaui 123 miliar dolar AS atau hampir mencapai Rp 1,7 triliun. Pasar penjualan kembali (reseller) barang mewah diperkirakan mencapai enam miliar dolar AS atau hampir mencapai Rp84,6 miliar.

Pada September lalu, generasi milenial, terutama kaum pria yang berusia 20-an hingga 30-an yang menjadi pelanggan loyal untuk berbelanja barang-barang bermerek. Mereka menyumbang sekitar sepertiga dari pasar mewah dan barang ritel di Korea Selatan. (Gabriella Ajeng Larasati)


6 Fakta Menarik tentang Fesyen

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya