Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) menguat signifikan dan masuk jajaran top gainers pada perdagangan sesi pertama, Senin (18/10/2021).
Mengutip data RTI, saham IATA naik 34 persen ke posisi Rp 67 per saham. Saham IATA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 52. Saham IATA berada di level tertinggi Rp 67 dan terendah Rp 50 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.864 kali dengan volume perdagangan 3.817.724. Nilai transaksi Rp 21,3 miliar.
Saham IATA seperti bangkit dari posisi Rp 50 setelah pengumuman akan menjadi entitas induk untuk seluruh perusahan batu bara grup MNC.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Oktober 2021, PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) telah teken nota kesepahaman untuk akuisisi PT MNC Energi dari PT MNC Investama Tbk (BHIT) sebagai pemegang saham mayoritas.
IATA kini bersiap untuk mengambil alih tiga perusahaan di bawah grup MNC. Pertama, PT Bhakti Coal Resources. Yakni perusahaan ekplorasi dan produsen tambang batu bara di Sumatera Selatan.
Perusahaan tersebut juga merupakan perusahaan induk dari perusahaan-perusahaan pemilik Izin Usaha Pertambangan. Seperti PT Putra Muba Coal, PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal, PT Indonesia Batu Prima Energi, PT Arthaco Prima Energi, PT Sumatra Resources, PT Energi Inti Bara Pratama, PT Sriwijaya Energi Persada, PT Titan Prawira Sriwijaya, PT Primaraya Energi, dan PT Putra Mandiri Coal.
Perusahaan-perusahaan tersebut secara keseluruhan memiliki estimasi sumberdaya sebesar 1,75 miliar MT dan estimasi cadangan sebesar 750 juta MT.
Kedua, yakni PT Nuansacipta Coal Investment. Merupakan perusahaan ekplorasi dan produsen tambang batu bara di Kalimantan Timur. Ketiga yakni PT Suma Sarana, perusahaan ekplorasi minyak di wilayah Papua.
"Akuisisi ini akan terjadi setelah hasil uji tuntas dan valuasi terhadap PT MNC Energi selesai dijalankan. Dengan asumsi semua proses due diligence berjalan lancar,” ungkap Head of Investor Relations MNC Group, Natassha Yunita dikutip Jumat pekan lalu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Minta Persetujuan OJK
Kemudian, IATA akan segera meminta restu OJK, dengan target penyelesaian transaksi pada akhir kuartal I 2022.
Rencana transaksi tersebut merupakan langkah strategis bagi IATA untuk memanfaatkan momentum yang timbul dari lonjakan harga komoditas batu bara yang berkelanjutan.
“IATA meyakini akuisisi ini tidak hanya akan mendongkrak prospek bisnis, tetapi juga secara signifikan menguatkan nilai perusahaan karena IATA mengubah kepentingan bisnisnya dari sektor transportasi dan infrastruktur ke sektor energi,” ujar dia.
Advertisement
Penutupan IHSG pada Sesi I 18 Oktober 2021
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat di zona merah berbalik arah ke zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 18 Oktober 2021. Aksi beli investor asing dan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS menopang IHSG.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG menguat 0,50 persen ke posisi 6.666,83. Indeks LQ45 naik 0,61 persen ke posisi 978,16. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.
Sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.675,87 dan terendah 6.620,84. Sebanyak 330 saham menguat sehingga angkat IHSG. 179 saham melemah dan 154 menguat. Total frekuensi perdagangan 836.998. Total volume perdagangan 13,4 miliar dengan nilai transaksi Rp 8,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 354,76 miliar di pasar regular.
Sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,03 persen dan IDXenergy susut 0,09 persen. Indeks sektor saham IDXindustry naik 1,6 persen, dan catat penguatan terbesar. Indeks sektor saham IDXBasic menguat 1,48 persen dan IDXtransportasi menanjak 1,27 persen.