Taksi Terbang Diramal Jadi Tren Alat Transportasi Baru di Dunia

Diperkirakan akan ada 430.000 unit taksi terbang yang beroperasi di seluruh dunia pada 2040.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Okt 2021, 07:00 WIB
Seorang staf mempersiapkan kendaraan udara otonomos EHang 216, yang diproduksi oleh perusahaan Ehang China, sebelum demonstrasi terbang di Taman Yeouido Hangang di Seoul, Korea Selatan (11/11/2020). (Xinhua/Wang Jingqiang)

Liputan6.com, Jakarta - Dengan perusahaan-perusahaan seperti Uber dan Boeing yang mulai mengembangkan taksi terbang eVTOL (electric vertical take-off and landing), diprediksi akan memulai tren transportasi baru.

Sebuah laporan memperkirakan bahwa pada 2040 akan ada 430.000 unit taksi terbang yang beroperasi di seluruh dunia.

Hal itu kemungkinan terjadi ketika pengiriman via drone juga semakin dikembangkan dan diuji.  Dengan nilai pasar global diperkirakan mencapai USD 5,6 miliar pada tahun 2028, seperti dikutip dari BBC, Selasa (19/10/2021).

Untuk menangani tuntutan di masa depan, di mana drone dan taksi terbang berbagi wilayah udara di atas konurbasi yang sibuk, para pendukung teknologi mengatakan kota-kota di dunia perlu membangun banyak bandara mini, yang dijuluki sebagai "skyports".

Bandara kecil ini akan dibutuhkan agar taksi bisa mendarat di area-area yang bisa diakses calon penumpang.

Perusahaan yang berbasis di California, Joby Aviation, berada di garis depan dalam mengembangkan taksi terbang, setelah sekarang melakukan lebih dari 1.000 uji penerbangan pesawat eVTOL-nya.

Ia berharap mendapat persetujuan dari regulator Amerika Serikat, Administrasi Penerbangan Federal (FAA), untuk memulai operasi komersilnya pada 2024 mendatang.

Kendaraan yang dikembangkan Joby Aviation dapat membawa empat penumpang, melaju hingga 322 km/jam, dan memiliki jangkauan lebih dari 241 kilometer.

"Kami membayangkan menawarkan layanan perjalanan udara kami dari lokasi yang dekat dengan tempat tinggal, kantor,," kata Oliver Walker-Jones, juru bicara Joby Aviation.

"Kami bekerja sama dengan kota-kota untuk memastikan layanan kami terhubung ke moda transit lain, co-locating skyports dengan stasiun kereta api, bandara dan hub lainnya," jelasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pembangunan Infrastruktur Taksi Terbang

Airbus memamerkan inovasi terbaru yakni taksi terbang yang bernama eVTOL. (Foto: airbus.com)

Joby Aviation telah bermitra dengan perusahaan penyimpanan kendaraan udara AS, Reef Techology dengan tujuan mengubah atap beberapa tempat parkirnya menjadi skyport. 

"Dengan mitra ini, kami bertujuan untuk membangun skyport di peluncuran awal yang menawarkan penghematan menarik pada rute dengan permintaan tinggi yang ada serta mengurangi tingkat kemacetan yang membuat frustrasi di darat," kata Walker-Jones.

Kota Houston, Los Angeles, dan Orlando di AS telah mengumumkan rencana untuk membangun infrastruktur untuk taksi terbang dan kendaraan serupa lainnya.

Walikota Los Angeles, Eric Garcetti mengatakan proposal untuk kotanya akan "menyediakan susunan tentang bagaimana pemerintah daerah lain dapat membawa teknologi baru ini ke tingkat yang lebih tinggi".

Di Inggris, rencana untuk membangun bandara mini pertama dilakukan di wilayah Coventry dekat stadion sepak bola,yang sudah mendapat dukungan dari pemerintah.

Bandara mini itu dirancang oleh perusahaan Inggris yang didukung Hyundai bernama Urban Air Port (perusahaan telah mendaftarkan nama sebagai merek dagang).

Dianggap sebagai "bandara terkecil di dunia", perusahaan itu berharap bahwa fasilitas tanpa emisi akan direplikasi di seluruh dunia untuk mengurangi kemacetan jalan dan polusi udara dari mobil dan truk.

"Bandara yang ada di seluruh dunia sangat besar, dan haus karbon, dengan landasan pacu sepanjang 1,2 km," kata pendiri dan ketua eksekutif Urban Air Port Ricky Sandhu. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya