Liputan6.com, Cirebon - Pemkot Cirebon berencana melakukan pemetaan untuk pengembangan perairan di wilayah Kota Cirebon. Sejumlah persoalan yang terjadi di wilayah perairan Kota Cirebon perlu mendapat kajian akademis.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Agus Mulyadi, rencana pengembangan tersebut didukung dengan kedatangan kapal riset canggih dari Korea Selatan. Kapal tersebut merupakan kerja sama antara Indonesia-Korea Selatan untuk melakukan riset di perairan Cirebon.
Dengan pemetaan perairan Cirebon, pembangunan di wilayah pesisir dapat lebih terencana dengan baik. Agus mengaku sudah bertemu dengan Menteri Samudera dan Perikanan Republik Korea Moo Seong-Hyeok di kampus ITB Cirebon dan Dermaga Pelindo II.
Baca Juga
Advertisement
"Kami sangat mengapresiasi kehadiran kapal riset “ARA” yang canggih ini. Kami sangat berharap kapal riset canggih ini bermanfaat untuk penataan ruang pantai dan laut yang ada di Kota Cirebon,” tutur Agus, Kata Agus, Senin (18/10/2021).
Terlebih, lanjut Agus, Pemda Kota Cirebon juga telah meminta agar prioritas pemetaan dilakukan di wilayah perairan Cirebon. Sehingga dapat dilihat dengan jelas kontur dan pergerakan pantai di Kota Cirebon.
Agus menjelaskan, meski pantai menjadi kewenangan pemerintah pusat dan provinsi. Wilayah pantai menjadi bagian dari pemerintahan administrasi kota.
"Apalagi saat ini rencana detail tata ruang (RDTR) kita juga tengah disusun,” tutur Agus.
Agus menuturkan, terdapat sejumlah permasalahan di perairan Cirebon. Salah satunya tingkat sedimentasi yang terlalu tinggi. Sehingga akhirnya membentuk tanah-tanah timbul.
Oleh karena itu, dia berharap riset yang akan dilakukan memberikan solusi mengatasi persoalan di wilayah perairan Cirebon.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Indonesia-Korea Selatan
Chairman Advisory Board Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) Safri Burhanuddin menjelaskan, kedatangan Menteri Samudera dan Perikanan Republik Korea ini untuk melihat langsung kerjasama riset yang dilakukan dengan Indonesia.
"Salah satu kecanggihan yang dimiliki yaitu memiliki laboratorium," ungkap Safri.
Kapal riset tersebut, kata dia, dapat melihat profile dasar laut hingga kedalaman 50 meter serta dilengkapi dengan 5 drone yang dapat memetakan daerah pantai.
Dengan mengetahui data secara detail, maka merancang kota khususnya di daerah perairan dapat dilakukan dengan baik pula.
"Kapal ini telah diberikan ke ITB dan akan memetakan perairan Cirebon terlebih dahulu," tutur Safri.
General Manager PT Pelindo II Guna Mulyana menjelaskan, mereka hanya sebagai penyedia fasilitas untuk kapal riset tersebut.
Keberadaan kapal riset tersebut dapat menunjukkan Pelabuhan Cirebon dapat berkembang ke arah mana. Indonesia memiliki kerja sama riset teknologi kelautan dan perikanan dengan Korea Selatan sejak lama.
"Namun kami juga merupakan bagian dari maritim. Ini juga memberikan kontribusi buat pelabuhan Cirebon," tutur Guna.
Di bawah payung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dengan Kementerian Samudera Perikanan Republik Korea, tercipta sebuah lembaga penelitian bernama Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) pada 14 September 2018.
Pusat penelitian tersebut menjalankan riset bersama antara Indonesia dan Korea, program pendidikan serta pelatihan di bidang kemaritiman.
Advertisement